35. Haruskah kembali?

1.7K 254 14
                                    

35. Haruskah kembali?

****

SEMUA orang tercengang melihat apa yang mata mereka melihat. Siswi-siswi sontak memasang ponsel canggih mereka untuk memotret pemandangan yang cukup panas ini.

Bagaimana tidak?

Seorang Aidan Ali Admajaya membonceng seorang Syanara queensa subrata, yaitu Sasya. Mereka hanya tau, Aidan berpacaran dengan Prilly, gadis lugu. Lalu kenapa sekarang Aidan tampak bersama Sasya.

"Lepas Sya?" Gumam Ali yang cukup terdengar oleh Sasya.

"Gak mau! aku cuman mau ngumumin, kamu is mine." Sasya memeluk tangan Ali yang terlapisi oleh jaket bomber.

Sekilas Ali melihat Prilly menatapnya dengan raut yang sendu. Ali memalingkan wajahnya, tak ingin melihat Prilly yang melihatnya bersama Sasya.

"Selamat pagi Aidan, kenapa chat dari gue gak lo bales-bales sih?"

Tiba-tiba saja Amanda muncul sambil tersenyum manis pada Ali. Sasya yang tak suka dengan keberadaan Amanda pun melangkah kedepan lalu menatap Amanda sengit.

"Lo kecentilan banget sih jadi cewek, lo gak liat my sweety Aidan bareng TUNANGANNYA. Perlu lo inget, gue sama Aidan udah mau tunangan. So, mulai sekarang, lo jauhin Aidan," kata Sasya lantang yang mungkin saja terdengar oleh siswa-siswi yang melintas.

"Tunangan?" Beo Amanda. "Bukannya Aidan udah punya pacar, lo jangan ngaco deh," lanjut Amanda.

Sasya tersenyum miring pada Amanda. Semua itu disaksikan semua orang yang baru saja memasuki area sekolahan.

"Sebentar lagi juga mereka bakalan putuh. So, mulai detik ini, lo jangan deket-deket sama Aidan gue," kata Sasya.

Ali melangkah kembali, ia benar-benar risi saat Sasya mengatakan kepada semua orang, dirinya adalah tunangannnya. Ali mendongak, bertepatan dengan Rio yang menatapnya.

"Gue perlu bicara sama lo!"

"Gue ikut," sahut Sasya.

"Diem lo! Permen karet," sentak Rio.

Ali melepaskan tangan Sasya dari tangannya. Ali mengikuti langkah Rio yang sepertinya menuju roopthop sekolah, untuk apa Rio mengajaknya ke roopthop? Apakah ada hal penting yang akan Rio bicarakan padanya.

"Selamat, atas tunangan lo sama Sasya."

Ali menundukan kepalanya sambil mengepalkan tangannya. "Buat apa? Gue gak bahagia dengan pertunangan gue sama Sasya," balas Ali.

Bugh

Rio menonjok hidung Ali hingga berdarah, Ali tak membalas pukulan dari Rio. Ini yang ia mau, sebuah pukulan. Rio meludah.

"Gue udah peringatin lo, jangan sakitin cewek! Kenapa lo seakan-akan lo budek Dan. Apa omongan gue selama ini kurang jelas? Jangan pernah permainin cewek," murka Rio.

"Gue ngaku gue salah Yo, semua ini bukan keinginan gue," bela Ali.

Bugh

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang