50. Ciuman dan Rean
****
"PARAH tuh cewek. Jiwa pelakor banget. Padahal masih di kelas XI."
Prilly seolah-olah menutup kedua telinganya saat mendengar mereka kembali mencemooh dirinya yang berjalan bersama Ali. Tentunya ia sangatlah bahagia, Ali selalu mampu membuatnya melayang dan jatuh.
"Kita mau kemana?"
"Butik Mami."
Prilly masih bertanya-tanya. Bagaimana sekarang hubungan Mami dan Papi nya Ali, apakah mereka sudah tentram? Dan juga, mengapa Prilly tak melihat keberadaan Aldan di sekolah ini.
Mungkinkah ia pindah?
Prilly ragu-ragu untuk memeluk Ali dari belakang. Takutnya Ali akan memarahinya lagi, benar-benar menakutkan jika Ali marah padanya.
Selama perjalanan, hanya ada keheningan di antaranya. Benar-benar membosankan tentunya, terlebih lagi Ali tak mau memulai pembicaraan. Haruskah ia yang selalu memulai pembicaraan? Prilly sedikit ragu, namun juga senang bisa memeluk Ali selama perjalanan.
Tak apalah, jika Ali marah padanya. Selama itu membuatnya senang, Prilly pasti akan melakukan apapun untuk dirinya sendiri.
Aku suka aku. Kalo kata Prilly mah.
Prilly tak menyangka akan menjadi pacar pura-pura dari Ali. Walau pun ya jadi pura-pura. Namun, tak apalah, lamban-laun Ali pasti akan mencintainya. Prilly yakin itu.
Terlebih, sikap Ali yang seperti Bunglon membuatnya merasa gemas. Kadang cuek, kadang perhatian, untung Prilly sayang Ali.
Kalo enggak? Mungkin ia akan membawa Ali ke samudera hindia.
"Jangan melamun."
Prilly tersadar dari lamunannya. Ternyata motor Ali sudah berhenti, tepat di butik s'Rettadainers.
Oke. Tenang Prill. Cuman di dandanin doang kok. Ehhhh kan, acaranya masih lama. Kenapa Ali malah mengajaknya jam segini. Prilly lupa, ini jam 4. Waktu yang lumayan mepet, acaranya pun di mulai jam 19.00 kemungkinan waktunya mepet.
"Ikut gue." Prilly mengangguk seraya mengikuti langkah Ali dari belakang.
Retta tersenyum melihat anaknya datang bersama gadis lain yang bukan Sasya. Retta menyambut baik Prilly dengan senyuman khasnya.
Retta tersenyum menggoda, "pacar kamu?" goda Retta.
Ali mengangguk dengan ekspresi kikuknya. Prilly hanya tersenyum menanggapi Ali. Sabar ya, cepat atau lambat. Ia akan menjadi pacar asli.
"Haii manis. Nama kamu siapa? Tante baru tau kamu pacar anak Tante. Tante setuju kamu sama dia dari pada Sasya he he he he," sapa Retta.
Prilly mengingat dulu. Bagaimana Retta begitu menentang hubungannya dengan Ali.
"Prilly, Tante," jawab Prilly.
"Mi, make over dia. Dari ujung rambut sampe ujung kakinya. Mami pasti ngerti," ujar Ali pada Retta.
Retta menjentikkan jarinya. Itu hal yang mudah untuknya, terlebih lagi untuk gadis yang baru saja ia tandai sebagai mantu kesayangan. Ini lebih baik dari pada Sasya yang sering kali bertingkah seenaknya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [END]
FantasyMungkin zaman sekarang memang tak ada yang percaya dengan makhluk bernama Duyung atau lebih dikenal dengan MERMAID. Namun, tanpa disangka - sangka. diperdalaman laut yang beratus - ratus kilo, terdapat dunia Mermaid. Bahkan manusia pun tak ada yang...