53. 30 hari bersama
***
PRILLY menangis dipelukan Rio yang memberinya sebuah pelukan. Prilly tak kuasa melihat tubuh Ali yang penuh akan luka, bahkan dimana-mana luka. Ingin sekali ia memeluk tubuh Ali, namun, Rio malah menangkap tubuh Prilly dan membawanya ke dalam pelukan.
"Alii," lirih Prilly.
Saat itu beruntung Ali tidak langsung ikut meledak dengan mobil. Tubuh Ali terhempas ke bahu jalan. Prilly memukuli jantungnya yang terasa melamban. Ia benar-benar lemas sekarang.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki bersahutan. Prilly dan Rio sama-sama menoleh, Prilly melepaskan pelukannya lalu menghambur kepelukan Tante Retta.
"Hikss.. Bagaimana keadaan Ali? Hikss... Tante benar-benar menyesal hikss.. Tante gagal jadi Ibu buat Ali. Aliii anakku, maafin Mami Nak hikss...." Retta memeluk Prilly dengan air mata yang terus-menerus menetes. Prilly membalas pelukan Retta tak kalah erat.
Asya menghampiri Rio.
"Ali terluka parah, Sya. Kita cukup berdoa agar Ali bisa kumpul lagi bersama kita." Asya mengangguk. Rio membawa Asya ke dalam pelukannya.
Tak lama kemudian, Dokter yang menangani Ali pun datang dengan kepala yang menunduk. Prilly merasa ada perasaan aneh saat Dokter tersebut seperti ada sesuatu yang akan dibicarakan membuat jantungnya berdebar kencang.
"Keadaannya cukup parah akibat tubuhnya terbentur bahkan banyak sekali benturan. Keadaan pasien tidak bisa dikatakan baik-baik saja, saya sudah melakukan yang terbaik, namun, keadaan pasien krisis. Kami akan memeriksa pasien setiap 10 menit sekali, dan, mohon agar membuat pasien tetap tenang," tutur Dokter.
Retta terhuyung ke belakang, beruntung Prilly menahan tubuh Tante Retta agar tidak terjatuh.
Ali krisis
Prilly menggigit bibir bawahnya. Rasa sesak itu kembali datang, Prilly benar-benar sakit melihat Ali tengah berjuang antara hidup dan matinya.
"Kalian bisa menjenguk pasien, namun, perorang saja. Agar pasien tetap tenang," tutur Dokter lagi. Retta mengangguk, "biar Tante dulu yang jengukin Ali, Tante hikss.. khawatir sama Ali," ujar Retta.
Prilly mengangguk dan membiarkan Retta yang memasuki ruangan Ali. Prilly menatap Asya dan mengangguk.
***
"Gak ada yang tau kejadian ini, Prill. Semua udah diatur oleh yang Di Atas. Semua ini juga bukan salah lo, ngapain lo harus ngerasa bersalah. Ini murni kecelakaan."
Prilly menghapus air matanya, perasaan bersalahnya menyeruak seketika. Semua berawal darinya, membuat Ali harus menerima keberadaannya dan juga memutuskan pertunangannya bersama Sasya.
Mungkin..
Jika..
Ia tak pernah datang kembali ke daratan, mungkin, Ali takkan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [END]
FantasyMungkin zaman sekarang memang tak ada yang percaya dengan makhluk bernama Duyung atau lebih dikenal dengan MERMAID. Namun, tanpa disangka - sangka. diperdalaman laut yang beratus - ratus kilo, terdapat dunia Mermaid. Bahkan manusia pun tak ada yang...