52. Remuk

1.4K 232 50
                                    

52. Remuk

****

"APA dengan cara ini, gue mau sama lo? Gak akan. Gue gak akan pernah mau sama lo."

Sasya membeku terdiam. Mana mungkin, ia menyerahkan Ali begitu saja pada Prilly. Takkan pernah, dan ia takkan rela, Ali memilih bersamanya. Sasya menatap sendu pada Ali yang bahkan tak mau menatap matanya.

"Bisa gak? Kamu liat aku sebentar Aidan. Aku cuman haus kasih sayang! Tinggalin dia!!!! Sampai kapan kamu gak mau liat aku! Aku cuman pengen kamu, Aidan. Cuma kamuuu!" Sasya menghapus air mata sialan yang turun dari matanya. Pertahanannya hancur karena pria yang selalu menolak keberadaannya.

Bahkan bertahun-tahun, Sasya mencoba menyentuh hati beku Ali. Nyatanya, Ali tak pernah memberinya izin. Memang benar, cinta sudah membuatnya nyaris gila.

"Ambisi lo terlalu kuat."

"INI BUKAN AMBISI! SAMPAI KAPAN PUN, KAMU CUMAN MILIK AKU, AIDAN!!! AKU BAKALAN BIKIN KAMU BERTEKUK LUTUT DIHADAPAN AKU!!!" teriak Sasya. Sasya pergi meninggalkan Ali bersama Prilly.

Ali mengusap punggung Prilly agar lebih tenang. Prilly masih saja syok, saat dirinya akan terjatuh ke bawah. Sasya benar-benar nekad melakukan hal seperti ini, bagaimana jika tak ada Ali yang menolongnya? Mungkin ia hanya tinggal nama dan kenangan.

"Aku takut."

Dipertengahan tangga. Asya, Amanda, dan juga Ziana berpapasan dengan Sasya yang benar-benar kacau. Asya yakin, Prilly dalam bahaya. Terlebih lagi, Ali langsung menyusul Prilly ke atas.

"Lo apain Prilly hah?!!!" sentak Amanda kesal terhadap Sasya. "Bukan urusan lo!" balas Sasya dingin.

Ziana hanya terdiam memerhatikan mereka yang mulai berargumen. Matanya meneliti sebercak air mata yang masih menempel di pipi Sasya, mengenaskan. Asya benar-benar geram dengan tingkah Sasya yang selalu saja ambisius dan juga egois.

Asya maju dan menatap mata Sasya dengan tatapan tajamnya. Dulu, ia memang takut dengan Sasya. Namun, kali ini, ia takkan takut pada makhluk menjijikan seperti Sasya.

"LO APAIN PRILLY?"

"GUE BILANG! BUKAN URUSAN LO!"

Asya memalingkan wajahnya. Sasya benar-benar penuh kemunafikan. Pantas saja, Ali tak mau menerima Sasya. Sasya benar-benar antagonis yang cukup handal. Asya mencekal tangan Sasya, Sasya berusaha melepaskan cekalan itu.

"Pembohong," desis Ziana.

"Gak ada satu pun orang yang akan percaya sama cewek jahat kayak lo, Sya. Mending mikir! Lo bodoh di sini? Ngemis-ngemis sama cowok, yang bahkan nolak lo seribu kali? Lo punya otak gak sih?!!!" tutur Asya dengan nada tinggi.

Sasya menggeram. Ia menghempaskan tangannya dan hendak mendorong Asya. Namun, Asya menghindar, Sasya tergelincir hingga membuatnya harus terjatuh dari tangga atas sampai dasar.

Amanda melebarkan matanya melihat Sasya terjatuh dari tangga sampai tak sadarkan diri. Semua ini pasti akan mendapat resikonya, Asya menutup mulutnya sendiri saat melihat mulut serta kepala Sasya mengeluarkan datang.

Masalah akan datang padanya.

"Gimana ini?" tanya Asya gelisah.

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang