30. Bucin

2.2K 274 42
                                    

30. Bucin

***

SEMARAK murid-murid berbondong-bondong untuk menyaksikan pertandingan futsal antar sekolah, pertandingan persahabatan antara SMA International dengan SMA Bina Bangsa. Tentunya Ali sebagai kapten futsal tidak kelewatan untuk memenangkan pertandingan ini.

"Sayang semangat ya, honey kalo kamu capek. Liat aku aja biar capeknya hilang," seru Sasya.

Ali memutar matanya malas, ia mengambil sebotol air disebelahnya. Tentunya jengkel melihat kedatangan Sasya yang membuatnya geram, masih saja hobi caper. Rio baru saja datang dengan menggaet Asya dan Prilly.

Tentunya yang membuat Ali bahagia adalah Prilly tidak jadi untuk keluar dari sekolah. Kebahagiaan yang sangatlah hakiki. Dengan senyuman manis serta imut, Prilly menghampiri Ali membuat Sasya menghentakkan kakinya geram.

Harusnya gue yang disana. Batin Sasya.

"Cieee induk udah ketemu sama anaknya," canda Rio sambil menoel muka Ali dengan telunjuknya.

"Semangat," ujar Prilly.

Ali mengangguk, lalu mengelus pucuk kepala Prilly dengan lembut membuat jeritan-jeritan para siswi-siswi yang melihat Ali memperlakukan Prilly secara istimewa iri pada Prilly. Sasya merenggut kesal, lalu pergi dengan wajah yang sudah masam.

"Kalo ada lo, gue pasti semangat."

"Untuk para pemain futsal  SMA internasional dan SMA Bina Bangsa, harap segera ke lapangan. Sekian dan terima kasih."

Mendengar speaker dari pihak OSIS yang bertanggungjawab mengadakan acara setiap tahun ini, Ali segera bersiap-siap dengan Rio yang juga menjadi tim inti dari futsal ini.

Siswi-siswi mulai berjajar disisi lapangan futsal yang mulai dipenuhi oleh para pemain futsal, Prilly berdiri bersama Asya yang sangat antutias melihat Rio yang sangatlah arggg cool.

"SPIRIT Bina Warga! SPIRIT!"

Seruan para siswi-siswi dari Bina Bangsa, para siswi-siswi dari International pun tak kalah meriah mendukung pertandingan ini. Prilly menggigit bibirnya, tidak kuasa menahan senyumannya. Ternyata dunia Manusia tidak seburuk ini, ternyata Rean serta Clara keliru menilai bagaimana kehidupan Manusia.

Pritt

Suara pruit mulai terdengar, hingga pertandinganpun mulai dengan sangatlah ramai. Prilly tersenyum mengangkat tangannya saat Ali mulai memimpin bola untuk dimasukkan kedalam gawang.

"Eh."

Tiba-tiba saja tangannya tertarik, Prilly menoleh kebelakang. Aldan tersenyum ramah pada Prilly yang membalas senyumannya kikuk, Aldan menarik tangan Prilly lagi meninggalkan kawasan ini. Asyapun tidak menyadari Prilly dibawa pergi oleh Aldan.

"Gue rasa udah saatnya."

"Maksudnya apa? Lepasin gak!"

Tangannya terasa diremas-remas oleh Aldan, kedua tangannya Aldan genggam erat. Prilly menatap mata Aldan dengan seksama. Ada apa dengan Aldan?

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang