51. Bahaya

1.5K 252 30
                                    

51. Bahaya

***

"RE--AN?"

Mengapa Rean bisa ada di sini? Benar-benar membuatnya bingung. Bagaimana pun, caranya kabur dari lautan tentunya akan membuat Bunda murka padanya. Rean menatap tajam pada Ali yang juga menatapnya tak kalah tajam.

Rean menarik tangan Prilly. Namun, Ali malah menarik Prilly ke arahnya. Prilly bingung melihat keduanya. Bahkan ia bisa melihat persaingan begitu tajam dari keduanya.

"Lepasin dia!"

Rean menatap tajam pada Ali yang tak mau kalah darinya. Prilly menatap Ali. Mengapa Rean harus datang disaat Ali mengingatnya. Tentunya, itu sangatlah menyebalkan untuknya.

Rean menarik Prilly lebih keras membuat genggaman dari Ali terlepas. Prilly mendorong tubuh Rean, Prilly tak mau jika harus kembali ke lautan. Cintanya di sini, bukan di sana.

"KAU LUPA!!! KAU SIAPA!!!"

Lagi-lagi Prilly dipatahkan oleh takdir yang menyayat hatinya. Prilly menatap tajam pada Rean.

"Aku gak pernah lupa siapa aku!!! Aku mencintai dia! Aku mencintainya, Rean," teriak Prilly.

Seketika Rean membeku. Hatinya kembali remuk saat Prilly mengatakan mencintai Ali yang tentunya sangat berbeda dengan Bangsanya. Namun, mengapa Prilly harus terjerat akan cinta Manusia.

"Kalian berbeda," ujar Rean dingin.

"Aku tau! Bahkan aku sangat tau. Tapi, salahkah aku mencintai Manusia, Rean?" balas Prilly sambil menunjuk hatinya.

Ali hanya menyaksikan mereka. Tentunya ia menyesal telah menyakiti hati Prilly sebelum ia mengingat semuanya. Tentunya, Prilly begitu banyak tekanan di dalam hidupnya. Takdirnya, tentunya berbeda arah dengan Prilly. Ali tak pernah menyangkal semua itu, ia mengakui. Ia telah mencintai seorang Mermaid.

Tetapi, apa salahnya mencintai Mermaid?

"Kita harus pulang?! Ratu menunggumu." Tangan Rean akan mencekal tangan Prilly. Namun, Prilly menepis tangan Rean yang menyentuhnya.

"Gak!" tolak Prilly, "Ali anterin aku pulang ke rumah Asya," sambung Prilly menatap Ali.

Ali mengangguk. Tatapannya selalu tajam saat menatap Rean. Tangan Rean mengepal saat Prilly pergi bersama Manusia itu. Hatinya masih saja untuk Prilly. Ia tak pernah menyangkal hal itu selalu saja tentang Prilly yang tak pernah mau membalas cintanya.

Terlalu sulit memang, mencintai orang yang tak pernah mau menoleh ke arahnya. Rean menatap nanar keduanya, mereka terlalu batu untuk diputuskan oleh takdir.

Tentunya takdir mereka berbeda arah. Prilly seorang Mermaid dan dia seorang Manusia. Kisah cinta yang tentunya akan tragis, pikir Rean.

****

Video Sasya tersebar luas di GRUP sekolah. Sasya hanya bisa mendongak angkuh, pikirannya masih tertuju pada Ali yang memutuskan pertunangannya secara sepihak. Bahkan di depan Papa, Ali malah memutuskan pertunangannya demi Prilly.

Sampai kapan pun, ia tak pernah rela Ali bersama Prilly. Ali harus menjadi miliknya bahkan selamanya akan menjadi miliknya.

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang