59. Dia kembali - EXTRA PART II
***
"GIMANA mereka cantik-cantikan?"
"Lebih cantikan Prilly."
"Yelah, itu kan masa lalu elo."
"Masa lalu lebih menarik."
Rio mengacak rambutnya, lebih baik ia mengerjakan skripsi-skripsi dari pada harus mencarikan wanita yang cocok untuk seorang Aidan Ali atmajaya. Benar-benar membuatnya pusing dengan ulahnya.
Asya datang dengan membawa dua jus mangga dan juga se-piring Odading permintaan Rio sendiri. Bukannya mengambil Odading, Rio malah menarik dan menyuruhnya duduk pangkuannya.
"Malu Yo!" bisik Asya.
"Enak Li punya bini mah. Gak kayak lo, masih ngarep aja lo!" cibir Rio.
Ali beranjak dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Rio yang terus-menerus mengoceh padanya. Ali mengambil Bunga Mawar Merah yang ia beli untuk Prilly. Asya yang melihatnya pun merasa tak tega pada Ali yang terus-menerus memikirkan Prilly.
Dengan perasaan hampanya, Ali pergi meninggalkan rumah Rio. Ia memasuki mobiknya dan mulai menyalakannya, pikirannya masih saja tertuju pada Prilly. Sosok yang membuatnya menjauh dari wanita lain.
Gue terlalu yakin, lo bakalan kembali. Batin Ali.
Citt
Hampir saja ia menabrak seorang gadis yang menyebrang sembarangan. Ali keluar dari mobilnya dan hendak memarahi gadis yang hampir saja ia tabrak.
"Kal---- Sasya?"
Sasya meringis saat mengetahui ia hampir saja tertabrak mobil Aidan. Sasya hendak berdiri, namun rasa sakit dilututnya membuat Sasya meringis kesakitan. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Ali membantu Sasya untuk pergi. Tentu saja itu membuat Sasya tertegun melihat tindakan Aidan padanya.
"Maaf gue gak liat-liat kalo nyebrang," kata Sasya sambil menundukan kepalanya.
Ali meneliti Sasya. Perubahannya tentu saja sangatlah mencolok, Sasya terlihat sangatlah kalem dari pada 3 tahun yang lalu.
"Lain kali hati-hati!"
Ali membalikkan badannya dan memasuki mobilnya kembali. Ali membuang mukanya kesal saat Sasya belum beranjak dari berdirinya sama sekali.
Tit
"IYA-IYA, MAAF!"
Ali pun melajukan mobilnya kembali saat Sasya menyingkir. Sasya menatap mobil Ali dengan tatapan nanarnya.
Mau dibuangpun, perasaan itu masih ada. Batin Sasya.
***
Ali mengambil kameranya dan mulai memotret pantai yang sekarang banyak pengunjung yang terlihat. Ia tak peduli banyak pasang mata yang melihat ke arahnya, ia tetap fokus pada tujuannya untuk memotret.
Tangannya dengan lincah mencari potret Prilly yang selalu saja menjadi kesayangannya. Ali tersenyum saat menemukan foto Prilly yang tengah tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [END]
FantasyMungkin zaman sekarang memang tak ada yang percaya dengan makhluk bernama Duyung atau lebih dikenal dengan MERMAID. Namun, tanpa disangka - sangka. diperdalaman laut yang beratus - ratus kilo, terdapat dunia Mermaid. Bahkan manusia pun tak ada yang...