[4]

5.2K 601 4
                                    

Taeyong mengutuk dirinya ketika dia melihat Jaehyun hanya menatapnya dengan horor dan keluar dari ruang kamar yang dia tempati.

Wajahnya yang terpahat sempurna itu mengejang, walaupun dia bisa lihat Jaehyun mencoba menutupi wajah kagetnya sebisa mungkin ketika menoleh kearahnya dengan wajah datar sebelum akhirnya meninggalkan dia sendirian.

Apa yang telah melesak dipikirannya benar-benar tidak terdengar seperti siapa dia sebenarnya.

Taeyong sangat yakin kalau barusan ada makhluk halus yang mengambil raganya dan membuat dia terdengar seperti orang gila.

Dia tidak bisa menahan betapa malu rasanya setelah Jaehyun tanpa bicara sepatah kata meninggalkannya. Oh jelas, siapa yang tidak kabur ketika tiba-tiba dia diminta untuk menjilati luka seseorang yang bahkan belum dua puluh empat jam dia kenal?

Tapi, Taeyong tidak berbohong jika dia memang membutuhkannya—ralat, menginginkannya. Luka yang sebelumnya berada dipunggungnya, langsung kering dan beberapa menghilang. Setelah bertahun-tahun menggeluti dunia kesehatan, dia rasa dia tidak pernah tahu bahwa penyembuhan menggunakan saliva bisa secepat itu.

Dia memutuskan untuk membenamkan seluruh tubuhnya didalam selimut, menunggu obat yang baru dia tenggak bereaksi.

Dia memejamkan matanya.

Rasanya dia tidak akan pernah bisa melupakan hal memalukan yang beberapa detik lalu dia lakukan.

Ponselnya mati, dia tidak bisa meminta bantuan temannya untuk membawanya kabur begitu saja. Dia juga tidak tahu sedang dimana dirinya sekarang. Kala matanya terbuka, dia hanya melihat beberapa orang tengah mengerubunginya, merawat lukanya, melihat luka parah melintang didadanya, dan ruang kamar yang begitu luas tempat tubuhnya direbahkan.

Entah apa yang akan dia katakan pada Jaehyun setelah ucapannya yang mengerikan itu keluar dari mulut kecilnya.

Taeyong berusaha tidur, berharap pagi cepat datang, sakitnya cepat hilang, dan dia ingin segera pulang.

———

Jaehyun bersandar dibalik pintu yang menyimpan Taeyong didalamnya.

Jantungnya berdegup kencan ketika mereka terperangkap dalam suasana yang.. tidak normal.

Jaehyun menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan rasa geli ditubuhnya. Siapa yang sangka—dan orang normal mana yang akan menyangka—bahwa seseorang yang baru dia kenal kurang dari dua puluh empat jam memintanya untuk.. menjilat... oh, ok, katakanlah ini memang salah Jaehyun karena dengan lancang menjilat luka tamunya dengan kedok menyembuhkan—yang mana, memang menyembuhkan lelaki itu sampai dia memintanya untuk melakukannya lagi.. oh tuhan— tapi dia tidak pernah berfikir lelaki itu akan meresponnya demikian.

Yang dikepalanya adalah lelaki itu akan memukul kepalanya karena telah lancang.

Atau, hal lebih ekstrim lainnya.

Bukannya malah menintanya untuk melakukan hal itu lagi.

Bagaimana jika dengan demikian lelaki itu menemui hal aneh dan menyadari bahwa sesuatu yang tidak normal sedang terjadi kemudian menyadari bahwa dia bukanlah makhluk yang sama dengan Taeyong.

Bagaimana kalau lelaki itu kemudian tahu kalau dia adalah Vampire dan kini sedang tinggal di rumah besar klan Vampire.

Akankah dia menggila dan—

Oh, sebaiknya Jaehyun menarik ponselnya dari sakunya, sebagaimana yang dia lakukan. Lelaki itu memandang sebentar layar ponselnya, kemudian mengirimkan pesan kepada salah satu teman yang dia percayai sebelum kemudian dia melesat ke kamarnya dan tidur.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang