[39]

1.1K 166 6
                                    

[13.00]

"Percobaan ZZA. 01"

Dia menyuntikan satu cairan, mengalirkan cairan itu untuk bersatu dengan darah salah satu kaumnya yang sudah merebahkan diri secara suka rela.

Tubuh didepannya berguncang hebat, beruntung dia telah mengikat tubuh itu dengan strap karet hitam tebal di area dada, pinggang, dan kakinya agar tubuh itu tidak jatuh.

Vampire didepannya mengerang hebat, dia bisa melihat urat menyembul dari leher si lelaki didepannya.

Tidak memakan waktu selama percobaan sebelumnya, tubuh si vampire yang berkeringat itu melemah.

Dia menutup wajahnya dengan masker plastik gelap.

Menembakkan sinar UV ke tubuh si vampire.

Erangan lemah terdengar.

"Warna" perintahnya.

"Kuning"

Dia menambah kekuatan sinar UV, mencoba menyamai kekuatan sinar mentari di siang hari.

"Warna"

Si vampire mengerang.

"K-kuning"

"Kamu yakin?"

Dia melihat kelala itu mengangguk, menyimpulkan senyum dibibirnya.

"Hijau"

Nafas terengal itu mengeluarkan suara lagi.

"Hijau, Dokter"

Dia menarik cahaya dari tangannya. Melihat tubuh si vampire yang terlihat sama sempurnanya dengan sebelum sinar UV ditembakan pada tubuh itu.

Hanya ada satu titik lebam yang diakibatkan tembakan sinar UV yang terlalu kencang pada satu titik tubuhnya, lengan atasnya.

Renjun memberikan antidote serum, dan si vampire bernama Chani itu mendudukkan tubuhnya.

"Hijau, Dokter" ucapnya sekali lagi, "Selamat" dengan bibirnya yang tersenyum.

"Chani, aku butuh memberimu dosis serum tiga kali lipat untuk mencoba antidotenya, apakah—"

"Renjun. Mari hentikan disini," Hendery menepuk bahu partnernya, "Kita bisa membunuhnya"

Renjun menghela nafasnya, kemudian melepas maskernya.

"Terima kasih kerja samanya, Chani" Renjun menyalami Chani yang masih mengatur nafasnya, "Dengan ini aku dan Hendery deklarasikan secara sah, Serum berhasil disempurnakan"
































———

[19.00]

Dia mengaduk minumannya, sementara lelaki didepannya itu dengan canggung menenggak minumnya.

"Aku sudah minta izin Sicheng untuk meminjammu sebentar, tidak usah cepat-cepat minumnya"

Lelaki itu menganggukkan kepalanya perlahan.

"Kamu kesini untuk mencari Jaehyun hyung?"

Taeyong menggelengkan kepalanya, "Aku benar-benar kesini untuk bertemu denganmu" ucapnya seraya menyesap kopi yang dia pesan, buatan anak yang duduk didepannya.

Mencoba menyisikan kecanggungan yang ada, Taeyong berdeham untuk mencoba memulai percakapan diantara mereka.

"Bagaimana sekolahmu? Lancar?"

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang