[43]

1.1K 173 11
                                    

Mereka datang untuk membawakan Jaehyun sarapan.

Canggung menyapa mereka bertiga, kecuali Jaehyun yang terkekeh dan berkata, "Makanya ketuk pintu dulu" kepada dua tamu yang membuka pintu kamarnya sesuka hati.

Mereka tidak bicara banyak, mengakui bagian tidak ketuk pintu adalah murni kesalahan mereka.

"Lain kali dirumah saja, Hyung" balas Renjun sebelum mereka berdua keluar dari ruangan—terlebih karena Jaemin yang panik ditengah suasana canggung ini dan melambaikan tangan kearah Taeyong serta Jaehyun lalu menyeret Renjun keluar dari kamar Jaehyun.

Mereka berakhir menghabisi sarapan, dengan Taeyong yang menghabisi harinya seharian penuh di kamar Jaehyun, membantu lelaki itu untuk membersihkan luka-lukanya yang tercetak disekujur tubuhnya.

"Jaehyun"

Taeyong merapikan peralatan obat yang diberikan oleh si perawat untuknya, dia dijelaskan obat apa saja yang terletak disana beserta fungsinya, dan bagi Taeyong itu bukan hal yang baru untuknya.

Ini kerjaannya sehari-hari, mendapat varian obat baru untuk menyembuhkan pasien juga termasuk makanan sehari-harinya.

Jaehyun menoleh, melihat Taeyong telah selesai merapikan kereta berisi obat-obatan yang dibalurkan disekujur tubuhnya. Dimana dia lihat Taeyong kini memperbaiki posisi duduknya, duduk mengarah dirinya, dan menatapnya dengan penuh penasaran.

"Apakah itu juga berlaku untukmu?"

Jaehyun mengernyit.

Taeyong menghela nafasnya, "The 'lick' thing. Is it also works on you?"

"Oh-" Jaehyun menganggukkan kepalanya, "Tapi efeknya tidak secepat yang terjadi padamu" jawab Jaehyun.

Maka Taeyong menangkap bahwa jika antara vampire yang melakukannya, sama seperti apa yang dilakukan antara manusia; efeknya tidak seberapa.

Tapi-

"Bagaimana kalau aku yang memberikannya padamu?"

Jaehyun terkekeh, ketika dia menoleh dengan terkejut dan menemui mata Taeyong masih bundar dan berbinar menatapnya.

"Tidak akan ngaruh sama sekali"

Taeyong menautkan alisnya, "Kamu pernah coba?" dan sebagai hasil dari pertanyaannya, Jaehyun menganggukkan kepalanya.

"Kapan? Dengan siapa?"

Pertanyaannya hanya dibalas kekehan oleh Jaehyun, yang kemudian jemari lelaki itu meraih surainya, mengacak rambutnya pelan.

"Aku ngantuk" dan meninggalkannya tidur begitu saja.

Taeyong menggembungkan pipinya, merasa diabaikan oleh Jaehyun.

Tidak, dia tidak cemburu, hanya penasaran. Kapan dia melakukannya? Kenapa bisa manusia menjilatnya? Siapa manusia itu? Dia pasti manusia paling beruntung—

Tidak juga.

Dia tidak cemburu. Sekali lagi dia tekankan, dia tidak cemburu sama sekali, dia hanya ingin tahu, itulah mengapa dia mempertanyakannya, dengan bibir yang kini tengah mengerucut kesal, dan kedua tangan yang berlipat diatas dada.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang