[48]

1.1K 154 23
                                    

Ok

Siapa lagi selain aku disini yang memiliki marga Lee?

Dimata Taeyong, mereka semu Kim—ah ya, jangan lupakan ketika dia bahkan mengklaim Jaehyun sebagai Kim Jaehyun, tidak menyangka bahwa Jung adalah marga Jaehyun dan ternyata Kim Jaehyun adalah nama pasien yang pernah dia operasi perutnya sebelumnya.

Taeyong mengernyit ketika si kakek menyebut nama Lee, namun tidak melirik kearahnya. Dia mengikuti arah pandang pria tua itu dan mendapati siapa yang sebenarnya dia panggil.

Lee Haechan, dengan tangan lelaki itu melingkar di leher Renjun yang terlihat tidak terkejut sama sekali, dengan mata merah dan taring menyembul di sisi bibir, dengan sebilah pisau dia rekatkan di kulit leher Renjun.














———
























Dia ingat.

Kala tangannya membuka gerbang, didepannya terhampar kemarahan membabi buta. Perang antar vampire yang dia alami untuk pertama kalinya sejak dia berubah, menjadi sosok penikmat darah.

Ketika cerita itu dilantunkan, dia kembali mengenang apa yang sudah jadi makanan sehari-harinya, di kehidupan sebelumnya. Dia sudah melewati tiga perang snyteumur hidupnya, mendengar penyerangan diceritakan, dia tidak terkejut barang sedetikpun, tetap menyesap kopinya dengan tenang, sampai kata manusia disebutkan.

Tidak pernah dalam sejarah, manusia membantu salah satu klan vampire. Menyelamatkan penyerangan bagi kaum vampire. Ingatannya tentang hubutngan manusia dan vampire yang paling esktrim adalah saat terjadi penyerangan oleh manusia pada klan putih, beberapa abad lalu, membakar rumah klan putih sampai hancur dan untuk pertama kalinya klan hitam membiarkan klan putih masuk ke area mereka, membiarkan klan putih untuk tinggal sementara.

Entah apa yang jadi awal dari hal itu, dia tidak ingat, ingatannya mulai terkikis perlahan kala dia mulai menua.

Dia meletakkan kopinya, membiarkan si anak disampingnya mendongeng, menceritakan keresahan yang dia pendam sendirian selama ini.

Dia berani bercerita, kala si manusia menguatkannya untuk ingin berjalan di jalan yang benar.

Tangannya meraih topi besar yang dia gantungkan di sisi ruangan, tepat ketika si anak menyelesaikan ceritanya. Setelah dia izinkan anak itu bermalam di tempatnya, memberikan anak itu ruang untuk memperbaiki isi kepalanya, dia membiarkan anak itu tenggelam di teras rumahnya, dalam pandangan yang mengarah lurus ke taman bunganya.

"Kalau kamu butuh sarapan tambahan, goreng saja apa yang ada di kulkas" ucapnya.

"Hyung- mau kemana?"

"Menemui temanku" jawabnya.

Menjenguk, lebih tepatnya.

"Ke The Hall?"

Dia menganggukkan kepalanya.

"Sejak kapan kamu berteman dengan mereka?"

Dia terkekeh mendengar pertanyaan itu, mengingat seharusnya mereka tidak perlu kaget ketika dia berteman dengan klan putih. Toh, mereka sendiri memperpanjang perjanjian damai antar klan, melakukan hukum hitam diatas putih, bukankah-

"Bukankah sudah sewajarnya begitu? Berteman tanpa pandang klan? Ah- ternyata kalian tetap saja berada di jaman terbelakang" desisnya seraya memasang jaket coklatnya.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang