[51]

1.1K 140 10
                                    

Hujan.

Dia hanya mampu meloloskan desahan, mencoba mengatur nafasnya yang berantakan tidak karuan.

Bertumpu pada lututnya yang lemas, rasanya kakinya hampir lepas

Sampai kemudian.

Dia lanjut berlari.
















———





















Dia kira Jaehyun hanya bercanda, ketika lelaki itu bilang mereka akan pergi kencan. Dia menduganya bahwa hal itu akan terjadi, namun tidak menduga kalau mereka akan pergi malam itu juga

Taeyong frustasi. Dia tidak terlalu punya banyak formal dan sepertinya dia tidak punya baju baru yang mampu membuat penampilannya menarik.

Walaupun Jaehyun bilang, "Pakai apa saja yang nyaman," dia tetap tidak bisa tenang dan selalu merasa pakaiannya tidak pantas untuk dijadikan pakaian 'kencan makan malam' pertama mereka.

Walaupun akhirnya, Taeyong memutuskan untuk mengenakan kaos garis hitam putih, jeans, dan sepotong jaket jeans hitam.

Berharap Jaehyun tidak mengenakan baju dengan style yang terlalu formal sehingga membuat mereka terlihat begitu berbeda.

Oh- syukurnya Jaehyun hanya mengenakan kaos putih dan blazer hitam yang cukup panjang.Taeyong bersyukur lelaki itu tidak pakai pakaian yang ada dibayangannya; jas.

Mereka menuju salah restoran yang telah Jaehyun pesankan untuk mereka. Dimana Taeyong dan Jaehyun diantarkan menuju satu lantai yang hanya terisi meja-meja serta kursi-kursi kosong.

Tidak ada orang lain disana selain mereka.

Selain meja mereka yang begitu mencolok; lampu ruangan yang redup, terletak tepat dibawah lampu gantung bercahaya emas yang mewah, jalan mereka menuju tempat makan diiringi lampu-lampu kecil, dengan serpihan kelopak mawar—oh, mawar yang malang—dan meja mereka yang tertata begitu apik; lilin ditengah meja, dua vas bunga hias segar, sebotol wine kesukaan mereka yang tercelup dalam kaleng dingin.

Taeyong termenung.

Ternganga.

Tangannya dengan ragu meraih salah satu vas bunga bening didepannya, menghirup aroma bunga segar tersebut sampai meniup paru-parunya.

"Wah-"

Jaehyun mempersilakannya duduk lebih dulu, dengan menarikan kursinya, memastikan dia duduk dengan nyaman, sebelum mata mereka menelusuri menu makanan tanpa harga; Taeyong pastikan harga-harganya pasti mahal sekali.

Dia menenggak liurnya kasar, merasa belum percaya bahwa dia akan— merasakan apa yang kini tengah dia rasakan.

Merasakan bahwa Jaehyun didepannya, memberikan segala hal yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi padanya, seumur hidupnya.























———























Terpaksa dia layangkan pisau yang dia bawa, mengoyak mereka yang mengejarnya.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang