[30]

1.3K 215 21
                                    

Taeyong memutuskan untuk bungkam. Dia tidak ingin membicarakan mengapa dia kabur, mengapa dia memutuskan untuk tidak datang ke lab setelah mereka melakukan percobaan hari itu.

Taeyong juga sudah bersiap, apabila dia diusir dari apartemennya karena kerjanya yang tidak profesional.

Dia siap untuk tidur dipinggir jalan, dia siap untuk makan makanan sisa yang dilemparkan padanya.

Walaupun sebenarnya, Johnny memberikan dia izin untuk istirahat selama satu minggu penuh, namun tetap saja, dia rasa dia tidak bisa semudah itu untuk kembali bekerja setelah melihat si objek yang mereka 'rusak' didepan matanya.

Taeyong berdiri didepan cerminnya, dengan sepotong baju formal, satu-satunya yang dia punya. Dengan kemeja putih dan jas hitam, serta celana hitam dan sepatu pantofel hitam, benar-benar style paling 'biasa' dan dibawah standar.

Dia beli baju itu untuk keperluan foto pasca acara kelulusan dan tidak pernah lagi dia kenakan.

Taeyong menata dirinya, paling tidak dia bisa berjalan ditengah pesta tanpa telihat memalukan. Sampai dia rasa rambutnya tertata sempurna dan wajahnya terlihat cukup segar, dia keluar dari apartemennya.

Menemui Johnny yang sudah menunggunya.

Dia melesat masuk ke mobil Johnny dan membiarkan lelaki itu untuk membawanya ke pesta. Semua teman-teman tim inti projek sudah sampai di tempat, sementara Taeyong berangkat lebih telat karena dia rasa dia juga perlu mempersiapkan dirinya, terlebih mentalnya.

Dia akan bertemu Haechan, Ten, dan lainnya, yang mana kemungkinan akan melirik kearahnya dengan tatapan kecewa. Dia harus siap jika itu terjadi.

Johnny membuka pintunya ketika mereka sampai, kemudian berjalan beriringan menuju ballroom hotel yang mereka jadikan sebagai tempat pesta dilaksanakan.

Ok.

Taeyong tahu dia akan tenggelam dibalik gemerlap malam. Mereka yang datang, semuanya terlihat sempurna. Dekorasi yang mengilap dan terkesan mahal membungkus ruangan dengan sempurna.

Lampu gantung raksasa di tengah ruangan, tempat minum yang menjulang bagai air terjun—itu wine! Yang mengalir bebas disana adalah wine!—tempat snack yang terletak rapi di tiap sisi ruangan, kursi-kursi berjajar sempurna, dan teman yang dipenuhi orang-orang berparfum mahal.

Taeyong tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membuka mulutnya, tercengang dengan pandangan yang memanjakan matanya.

"Mau nunggu disini? Aku harus menghampiri tamu-tamuku dulu"

Taeyong menoleh ketika Johnny berbisik ditelinganya, "Aku tunggu disini"

Taeyong memutuskan diam disisi ruangan. Menyisi dari keriuhan pesta. Ini kali pertamanya dan dia tidak nyaman langsung berdiri di tengah ruangan, dia jauh merasa lebih aman untuk berdiri di dekat tembok, bersandar disana dengan segelas wine ditangannya. Menyesapnya perlahan, menenggaknya sedikit demi sedikit.

Well, thanks to Jaehyun, dia jadi ketagihan minum wine—sayangnya, dia tidak bisa beli karena, yap, dia masih harus menyisihkan duitnya dan menggunakan duit-duit yang dia hasilkan itu untuk prioritas lainnya—dan dia tidak ingin langsung menghabisi minuman itu, walaupun sebenarnya dia bisa isi ulang dengan mudah mengingat aliran wine itu kini berada tepat didepan tubuhnya.

Tidak lama berselang, suara mic terdengar. Acara dibuka oleh dua mc yang Taeyong tidak kenal. Jadi, dia memutuskan untuk diam ditempatnya dan mendengar penuturan basa basi mc yang mencoba mencairkan suasana.

Hanya untuk sesaat karena setelahnya panggung diisi oleh beberapa orang yang memberikan sambutan.

Mulai dari si bapak tua diujung sana, sampai Johnny yang dikenalkan sebagai ketua tim projek mereka.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang