[18]

1.7K 264 11
                                    


Oh. Taeyong kira, jalan-jalan yang akan dia dan Ten lakukan adalah jalan-jalan yang normalnya orang lakukan.

Pergi ke kafe, atau menyusuri tempat perbelanjaan, atau jalan-jalan ke tempat yang .. lebih 'normal' dari pada yang kini dia datangi.

Mereka sampai di sebuah gay bar. Dibagian depannya ramai dengan mereka yang saling merangkul pasangan satu sama lain dan dia rasa, sama sepertinya kini, dimana Ten memeluk lengannya dan memintanya untuk tetap tenang.

Mereka memasuki ruangan yang cukup luas, namun tidak terasa luas karena dipenuhi manusia yang tengah berdansa, menggila tiap kali dentuman musik terdengar menggetarkan ruangan.

Ten, disisinya, sibuk menggandengnya, dengan tangannya yang bebas tengah lelaki itu lambaikan, menyapa orang-orang yang menyapanya terlebih dahulu.

Dia terlihat cukup populer, setiap mereka melangkah, pasti sedikitnya satu-dua orang menyapa Ten dengan hangat.

"Kamu punya banyak teman juga ternyata"

Ten tertawa menanggapinya, "Aku bahkan tidak tahu nama mereka" ujar lelaki itu.

Dia juga tertawa.

Bagaimana perasaan mereka yang mendapat lambaian tangan Ten, menganggap mereka kenal satu sama lain dengan baik, padahal nyatanya mereka tidak lebih dari orang asing bagi Ten.

Mereka duduk di salah satu sofa hitam panjang, setelah naik tangga dan menuju sebuah ruangan yang tidak terlalu ramai seperti sebelumnya.

Ruangan itu terasa lebih lengang, lebih eksekutif, ketika dia lihat beberapa artis seliweran didepan matanya dan mereka dengan baju formal duduk di salah satu sofa.

Sementara dia hanya berbalut hoodie kuning dengan celana jeans seadanya.

Kontras dengan yang lainnya, bahkan Ten, lelaki itu dipeluk baju kemeja berbahan licin yang kebesaran ditubuhnya, dengan celana jeans yang robek bagian lututnya, serta beberapa aksesoris yang membuat dia terlihat mencolok.

Seakan semua sinar yang mengenainya memantul keseluruh arah, mengundang setiap mata untuk menatapnya.

Yah, begitulah Ten. Sementara Taeyong hanya berpenampilan seadanya.

Taeyong merasakan Ten bersandar disisi tubuhnya, "Mau pesan apa? Pesan sesukamu!" ucap lelaki itu dengan nada antusias.

Taeyong tidak merasa familiar dengan nama menu yang tertera, maka dia serahkan untuk Ten memesankan untuknya.

"Ten!!"

"Oh! Hai!!"

"Kamu sudah balik ke Korea?"

"Sudah, ini aku sekarang disini. Haha"

"Kalau sempat mampir ke mejaku. Aku punya banyak 'mainan'."

"Oh ok ok!"

Ten melepaskan pelukannya dari lelaki berambut cukup panjang. Wajah maskulinnya begitu lembut, definisi lelaki cantik sesungguhnya, dengan pipinya yang sedikit gempal.

Dia terlihat tidak asing bagi Taeyong.

Entah, dia rasa dia pernah melihatnya.

"Kamu tahu namanya?" tanya Taeyong, dengan matanya melirik Ten tengah kembali duduk disampingnya.

Ten mengedikkan bahunya, "Tentu. Kami cukup dekat"

"A-ah! Bukankah dia seorang penyanyi?"

Ten terkekeh, "Iya, Baekhyun baru debut dan albumnya langsung laris keras. Kurasa dia sedang melakukan perayaan"

Taeyong membuka mulutnya.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang