[24]

1.4K 228 30
                                    

[i would say this chaper is kinda.. 17+ so read at you own risk]












Nafasnya terasa berat—lebih berat dari biasanya—ketika melihat seorang pasien terbaring didepannya dengan kondisinya yang sangat lemah.

Sebagai dokter, hal seperti ini bukan hal baru baginya.

Namun, melihat pasien dengan luka separah ini hanya karena pukulan dari kepalan tangan membuatnya bergidik.

Luka yang tercetak disana membuat si pasien lebih terlihat sebagai pasien tabrak lari.

Dokter Seo menjalankan beberapa operasi karena banyak bagian yang retak dan patah di tubuh pasien.

Taeyong hanya berdiri di sisi Sehun. Jika sebelumnya dia merasa.. lega, ketika lelaku itu dipukuli, kini dia cukup merasa kasihan.

Walaupun lelaki itu bersalah, namun dengan membuat keadaannya separah ini juga tidak bisa dibenarkan.

Mengingat bagaimana lelaki itu dilukai tepat dimatanya, dengan tubuh Jaehyun yang membelakanginya untuk memukul Sehun sampai puas—yang mana lelaki itu juga lakukan ketika melawan para preman yang menyerbu rumahnya dua hari lalu—tubuh Taeyong bergetar lebih kencang.

"Sehun..?"

Sehun membuka matanya perlahan, melirik kearahnya dengan tatapan kosong.

Lelaki itu terlihat .. bingung?

Hanya menatapnya, kemudian menatap Johnny, bergantian beberapa kali.

"Sehun tidak mengingatmu dan seluruh kejadian yang menimpanya"

Taeyong mengernyitkan keningnya.

"Dia punya benturan dikepalanya, untuk sementara aku asumsikan hal itu yang menjadi alasannya"

"Dia tidak ingat apapun?"

Johnny mengangguk, "Dia hanya ingat hal-hal yang terjadi tujuh hari sebelum kejadian"

Terdengar sangat aneh ditelinga Taeyong.

Dia menggigit ujung kuku jemarinya, risau dan merasa sangat tidak tenang.

"Apakah dia sudah membaik?"

Tangan Johnny melingkar dibahunya, merangkulnya erat, mencoba menghilangkan cemasnya yang terus memuncak.

Seraya menggelengkan kepalanya perlahan, "Masih terus memburuk" desisnya, dengan menghela nafasnya panjang.

Semua yang dia usahakan seakan tidak bernilai apa-apa ditubuh Sehun. Semuanya tertolak dan memperburuk kondisi Sehun, hari demi hari.

Tubuh Taeyong dituntun untuk keluar ruangan, dengan gandengan tangan Johnny yang cukup membuatnya lebih baik.

Mereka berdiri di luar ruangan Sehun. Keadaan Sehun masih memukul batinnya sebagai dokter yang selalu berusaha untuk menyelamatkan siapapun tanpa pandang bulu.

"Kamu baik-baik saja, Taeyong?"

Entahlah.

Dia juga merasa bingung.

Dia merasa cemas, namun juga marah jika mengingat bagaimana Sehun memperlakukannya.

Taeyong menggelengkan kepalanya.

Tidak baik-baik saja atau tidak tahu? Hanya Taeyong yang mampu menjawabnya.

Johnny merenyam tangannya kembali, mencoba mengirimkan ketenangan untuk Taeyong.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang