[8]

3.4K 443 13
                                    

Bunga disisi ruangannya sudah mulai layu.

Hal yang paling jarang dia lakukan adalah datang ke ruangan yang kini tengah dia pijaki.

Ini ruangannya, ruang kerja di kantornya sendiri. Namun, dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah atau di The Hall untuk mengurusi semuanya.

Tak ayal mereka memanggilnya CEO Hantu—ditambah kulitnya yang putih pucat, tentu semua orang semakin percaya bahwa dia hantu gentayangan.

Jaehyun bersandar di kursinya.

Dia berhasil keluar dari The Hall pada pukul tiga dan akan menghadiri sebuah rapat besar pada pukul tujuh. Sebenarnya, di sudah janji akan menyempatkan diri untuk datang ke kafe Sicheng, namun sepertinya dia harus segera mengirimkan Sicheng pesan dan menarik janjinya sebelum lelaki cina itu mengharapkan kedatangannya terlalu lama.

Jaehyun membenahi jasnya, sebelum akhirnya keluar dari ruangan sesuai yang salah satu karyawannya minta.

Kantornya kedatangan tamu penting—yang sangat tidak dia harapkan. Sebenarnya, Jaehyun telah menolak permintaan si tamu untuk berkunjung dan menggunakan gedungnya sebagai alat tonggak 'penyukses' agenda mereka, termasuk mengingat mereka tidak berada dalam satu aliansi dan perusahaan Jaehyun tidak bekerja sama sekali dengan politisi manapun. Namun mereka tiba-tiba memunculkan diri di kantor Jaehyun dengan paksa.

Mau tidak mau, Jaehyun datang ke kantornya dan mencoba menahan emosinya untuk tidak menonjok si politisi yang terlalu sering berlaku sesuka hatinya.

"Jaehyun?"

Doyoung mengetuk pintu ruang kerjanya.

Dia menoleh, mendapati temannya telah berbalut jas hitam dengan rambut tertata rapi memamerkan jidatnya. Kaca mata yang melorot dari batang hidungnya dia benahi, seraya menyorot kearah Jaehyun yang masih memasang wajah masam.

Jaehyun tidak punya pilihan selain melangkahkan kakinya keluar ruangan dan menghadapi keramaian.

Lobi kantornya dipenuhi wartawan dan beberapa orang 'terjaga' ditengahnya. Dari ujung matanya, tentu dia bisa melihat senyum senyum palsu nan licik tergambar disana.

"Jung Jaehyun! Partnerku!"

Jaehyun menahan dirinya untuk tidak memutar matanya.

"Choi Siwon" dia memutuskan hanya menjabat tangan pria didepannya.

Segera dia rasakan seluruh flash menyorotinya, menembaknya dengan cahaya-cahaya tajam yang menyakiti matanya.

Hal yang paling dia benci.

"Apa yang akan Bapak lakukan setelah bekerja sama dengan Jung Corp?"

"Bagaimana bentuk kerja sama yang Bapak bangun bersama Jung Corp?"

"Jung Corp adalah perusahaan farmasi, kenapa Bapak memilih Jung Corp untuk menjadi rekan kerja sama?"

Suara wartawan kian menggema ditelinganya.

Didepannya, Choi Siwon, hanya tersenyum dengan lebar, menepuk bahunya dengan bersahabat sebelum membalikan diri mengarah kamera.

Jaehyun hanya ingin semuanya berakhir, maka dia akan mengikuti terlebih dahulu kemana si calon wakil presiden ini melabuhkan aksinya.

"Demi menghapuskan ketimpangan masyarakat—"

Dan blah blah, Jaehyun tidak tertarik mendengar keseluruhan pidato menyentuh Choi Siwon untuk target audiensnya.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang