[12]

2.8K 379 8
                                    

Doyoung menyipitkan matanya ketika diujung pandangannya dia melihat Jaehyun, dengan kaos putih lengan panjang yang longgar dibadannya, dengan celana gombrong hitam yang tengah dia kencangkan dengan sabuk, berdiri didepan pintu.

Detik selanjutnya yang dia lihat adalah Jaehyun yang menghilang dari pandangannya, entah kemana.

Hari ini jadwal Jaehyun untuk datang ke kafe Sicheng. Doyoung selalu hapal hari dimana Jaehyun akan berkeliaran dimalam hari untuk menjalankan kerja sampingannya, karena artinya semua beban kerjaan yang seharusnya Jaehyun kerjakan akan dilimpahkan ke Doyoung untuk sementara.

Si rambut biru keabuan itu mendaratkan kakinya di salah satu alur pejalan kaki. Beberapa langkah dari tempatnya berpijak, kafe tujuannya terletak.

Dia bisa lihat pancaran lampu temaram kuning merayap dijalanan dari dalam kafe, turut menciptakan bayangan bagi mereka yang tengah berjalan melewati kafe.

Dia sengaja mengambil banyak waktu untuk berjalan kesana; selain supaya terlihat normal, dia juga sebenarnya sedang memiliki beberapa hal yang tengah berputar dikepalanya.

Tidak bisa dia uraikan secara rinci dalam bentuk narasi, yang jelas ... ada, hal-hal, yang tengah memenuhi kepalanya.

Didominasi oleh seseorang.

Yang sepertinya belum datang ke tempat janjian mereka.

Tepat saat dia masuk kafe, Sicheng menyambutnya dengan senyuman dan memberikan celemek kerjanya, seperti biasa.

Mark sudah datang, dia tidak terlambat dan kini berdiri dibelakang mesin kafe seraya tersenyum lebar kearahnya. Akhirnya, tegurannya berguna, setelah teguran itu dia katakan berulang-ulanv kali selama berbulan-bulan—atau tahun? Ah, lupa.

"Sicheng!"

"Hm?"

"Nanti aku ada rapat jam 10"

"Ok"

"Dan ada tamu jam 7"

"Hm?" Sicheng mengernyitkan keningnya, "Ini sudah jam 7"

Sebagai responnya, Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya dengan mata menyisir ruangan, "Dia belum datang"

"Kamu mau ketemu dengan tamumu disini?"

Kembali dia anggukan kepalanya, sebelum kemudian dia tersenyum dan meninggalkan Sicheng sendirian di meja kasir.

Mark menyapanya dengan hangat, beserta menyebutkan beberapa pesanan yang perlu tangannya buat.

Maka, selagi menunggu tamunya, dia mengambil dua gelas dari rak dan segera membuat minuman yang telah terpesan, membantu Mark yang kedua tangannya sibuk menuang minuman.

"Bagaimana sekolahmu?"

Mark, lelaki disampingnya itu selalu sibuk dengan urusan sekolah namun tidak pernah melepaskan kewajibannya untuk datang sesuai jadwal—walaupun dia sering kali telat. Terkadang, hal itu membuatnya kagum.

"Begitulah. Menyebalkan"

"Bukankah sebentar lagi kamu ada ujian?"

"Masih bulan depan" Mark menghembuskan nafasnya, "Andaikan aku punya tutor untuk belajar"

Yah, andaikan juga dia bisa menjadi tutor untuk Mark. Sayangnya, waktunya tidak cukup untuk tambah peran sebagai seorang tutor.

"Bukankah kamu bisa ajakin teman-temanmu?"

"Mereka bisanya di hari-hari tertentu" Mark mengedikan bahunya, seraya mengambil gelas baru dibelakangnya, "Hari-hari saat aku ada jadwal part time"

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang