[17]

1.8K 247 6
                                    

Ten adalah pasiennya dan entah bagaimana ceritanya, mereka jadi dekat satu sama lain.

Pertama kali dia bertemu Ten adalah ketika lelaki itu dirawat pasca operasi yang dijalankan oleh Johnny. Dimana, Ten merupakan pasien VIP dan Johnny adalah penanggung jawab utama, serta Taeyong dijadikan sebagai satu-satunya dokter yang menolong Johnny untuk mengontrol keadaan Ten saat itu. Mungkin, karena mereka berakhir menghabiskan banyak waktu bersama, tanpa sadar mereka jadi dekat satu sama lain.

Sudah tiga bulan sejak Ten keluar dari rumah sakit, ini adalah kali kunjungan pertamanya ke rumah sakit.

Taeyong tersenyum lebar melihat pasiennya yang sudah sembuh total.

"Bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kamu lihat" lelaki itu merentangkan tubuhnya, "Baik, super baik"

Taeyong terkekeh, menepuk pundak temannya, "Syukurlah"

"Bagaimana denganmu?"

Ten menyenggol tubuhnya, dengan senyum lelaki itu yang cukup lebar diwajahnya. Sementara, senyumnya pudar, digantikan dengan helaan nafasnya, "Sama seperti biasanya, tidak buruk, tidak baik juga"

"Baguslah kalau begitu" balas Ten, kemudian lelaki itu menyodorkan kearahnya satu tas kecil berwarna putih.

Taeyong mengernyit, melihat Ten yang tiba-tiba menyodorkan sesuatu untuknya.

"Kemarin aku ke Thailand, aku bawakan ini untukmu"

"Aahh, terima kasih!"

Taeyong meraihnya dengan senang hati, tentu saja. Dia tidak pernah punya barang dari luar negeri. Ditangannya, benda itu cukup berat, walaupun ukurannya cukup untuk dia genggam.

"Bukanya nanti dirumah saja" Ten menepuk tangannya dan dia mengangguk, mengiyakan. Dia lesakkan benda itu kedalam saku jasnya, kemudian kembali menatap temannya yang kini terlihat berbeda dengan rambut merahnya.

"Kudengar kamu mencariku?"

"Iya, mau ngasi kamu oleh-oleh"

"Kamu sudah ketemu Dokter Seo?"

"Belum" Ten menggelengkan kepalanya, lelaki itu terkekeh, "Aku hanya mau ketemu kamu"

"O-oh, benarkah?"

"Kenapa?" temannya itu masih terkekeh, terdengar menyebalkan ditelinganya, namun disisi lain berhasil membuat suasana hatinya membaik, "Kamu cemburu?" tembak Ten, dengan senyuman nakal miliknya.

Ehei.

Taeyong menggelengkan kepalanya, "Cemburu untuk apa?" dia tertawa, sebenarnya, menutupi dirinya yang sedikit panik ketika Ten seakan tahu bahwa—

"Kamu menyukainya kan?"

Taeyong membulatkan matanya, menggelengkan kepalanya dengan cepat. Rambutnya turut berkibar seiring mengikuti gerakan kepalanya.

"Ei, kamu tidak bisa bohong denganku" Ten tertawa melihat betapa polos Taeyong dihadapannya kini. Lelaki yang berdiri disampingnya kini tengah terkekeh canggung, dengan telinganya yang merah. Rambutnya menghalangi mata yag tengah membulat sempurna.

Tanpa diberitahu pun, Ten bisa melihat dengan jelas betapa Taeyong menyukai Johnny.

"Aku tidak akan mengambilnya darimu, tenang saja"

Taeyong mengatur nafasnya ketika dia rasa, dia bertingkah berlebihan, dimana dia simpulkan bahwa tingkahnya lah yang membuat Ten tahu apa yang sedang berputar dipikirannya.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang