[27]

1.3K 203 21
                                    

Tangannya dia jentikan, sebagai tanda bahwa rapat dimulai.

Haechan memainkan jemarinya ditangan Taeil, bersandar dibahu lelaki itu.

"Hyung, apakah tidak apa-apa menyimpan manusia disini?" Haechan membuka suaranya, berbisik pada Taeil.

Namun lelaki yang lebih tua itu hanya mengedikan kepalanya dan membuat Haechan menegakkan bahunya.

Haechan melangkahkan kakinya kedepan untuk memulai presentasinya didepan seluruh teman-teman inti yang kini tengah menyorotnya.

Dia membenahi pakaiannya, menaikan sedikit kacamata yang melorot di batang hidungnya, sebelum tangannya menunjukkan slide presentasi yang akan dia lakukan.

"Berhubung hasil mata-mata Jisung tidak terlalu berhasil dan membuat kita mengorbankan Lucas, perbaikan Serum yang aku dan timku lakukan sudah ada pada tahap 90%. Kelinci percobaanku memberikan reaksi positif, kurasa akan kulakukan ditubuh vampire secara langsung, uh— bagaimana kalau hari Rabu?"

Haechan memperlihatkan slide selanjutnya, "Kita harus bergerak cepat karena The Hall juga sudah selesai dengan serum mereka"

"Yakin akan langsung diberikan ke tubuh vampire? Bagaimana dengan Taeyong?" Taeil mengernyit, "Bukankah kita ingin menyembunyikan bahwa dia sedang bekerja dengan sekumpulan vampire?"

"Tidak masalah. Dia tidak akan tahu kalau kita vampire hanya karena mengorbankan satu vampire"

Haechan mengedikan bahunya.

"Ah ya, Johnny Hyung. Aku punya rencana tambahan"

Johnny, diujung pandangannya hanya melirik kearahnya dengan tajam.

"Aku— bukan maksudku tidak bisa memperbaiki Serum dalam deadline yang telah ditetapkan, tapi, kurasa, ada baiknya untuk melakukan ini sebagai bentuk jaga-jaga"

"Jelaskan, Haechan"

Haechan berdeham ketika suara Johnny mengaung diruangan.

"Haruskah kita melakukan penyerangan ke The Hall dan menghancurkan serum mereka yang hampir sukses? Atau— mengambil sedikit sebagai akses kita, aku—"

"Kamu tidak bisa melakukannya sendiri, Haechan?"

"Maksudku—"

"Jika kamu melakukannya maka yang selama ini kita usahakan adalah hal yang sia-sia"

Haechan merasa tangannya berkeringat ketika dia melihat Johnny diujung pandangannya tidak menyukai ide yang dia buat, "Jisung sudah memberikan hal-hal yang kamu butuhkan, lebih dari yang kamu butuhkan dan kamu masih tidak bisa menyelesaikan tugasmu?"

Dia menenggak salivanya dengan kasar, merasa dirinya tidak lebih baik dari siapapun yang tengah duduk melingkar didepannya.

"Johnny"

Namun, suara Ten menenangkan suasana yang semula begitu tegang dan dingin.

"Johnny benar, Haechan. Penyerangan tidak diperlukan. Kita sudah punya Taeyong, kita punya kamu—"

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang