[36]

1.1K 170 17
                                    

Bukan hal yang baru untuk dia, bangun pagi-pagi sekali untuk segera menuju halte terdekat, menunggu angkutan umum yang membawa dia menuju tempat kerjanya.

Dia sampai dan seperti biasa, ruangannya masih sepi.

Dia selalu datang paling awal, menyampirkan tasnya di atas meja paling awal, mengenakan jas dokternya paling awal, serta menjadi orang pertama yang akan menyapa Ibu Kim.

Sebelum menemui wanita yang tak jarang mengomelinya, namun juga tidak jarang menyelamatkan hidupnya, dia memutuskan untuk menuju ruang istirahatnya.

Masih ada setidaknya setengah jam untuk dia mulai aktif kerja dan bergegas menuju ruang UGD.

Tangannya memutar kenob pintu.

Tubuhnya membeku.

Dia bisa melihat dengan jelas bahwa ada satu raga yang tengah terbaring disana, terbungkus kain selimut diseluruh tubuhnya.

Jungwoo bergidik.

Mengingatkannya pada satu cerita yang sering dia dengar; tentang teror mayat yang pernah terjadi ketika halloween tiba—sebenarnya bukan teror, tapi memang sengaja dilakukan, dimana salah satu dari mereka berperan menjadi mayat dan mulai main zombie-zombie an.

Tapi- bagaimana kalau itu benar adanya?

Bagaimana kalau memang itu mungkin terjadi dan kini tengah dia alami?

Jungwoo mendekat, tangannya dengan ragu dan gemetar mencoba menyingkap kain selimut yang menyembunyikan sebuah raga dibaliknya.

"TAEYONG?"

Dia memekik, melepaskan selimut yang tadi dia genggam ketika jantungnya yang semula berdegup begitu kencang kini mulai kembali normal.

Taeyong, tertidur disana.

Sedang apa dia-

Lelaki itu tengah mengerjapkan matanya dan melihat ke sekeliling ruangan.

"Kamu mabuk?"

Jungwoo menyadari ada sesuatu yang aneh dari Taeyong—selain lelaki itu tidur semalaman di rumah sakit—yakni, matanya yang sembab, wajahnya terlihat bengkak, rambutnya berantakan, intinya Taeyong jauh dari kata baik-baik saja.

Taeyong mengernyit kearah Jungwoo ketika dia rasakan nyawanya mulai kumpul satu persatu.

"Oh, hai, Jungwoo" sapa Taeyong bersahabat, dengan bibirnya yang mencetak senyum kecil, dan suaranya yang masih ngantuk mengalun mengisi ruangan, "Jam berapa sekarang?"

"Uh- 7?"

"Ok, aku harus mandi—"

"Kamu semalaman disini?"

Taeyong menganggukkan kepalanya, kemudian tanpa banyak bicara menarik secarik handuk miliknya yang sudah dia sediakan sejak awal—jaga-jaga dia perlu mandi di rumah sakit karena keadaan mendesak yang mana kini memang benar-benar terjadi—dan berjalan menuju kamar mandi rumah sakit.

Membersihkan dirinya, mencoba menyegarkan fikirannya yang begitu kusut sejak semalam.

Dia tidak ingin mengingat apa yang semalam terjadi.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang