[49]

1.1K 154 15
                                    

"Selesai"

Taeyong melepas tangannya dari wajah Haechan yang sedari tadi mengomel, melarangnya untuk menyentuh area wajah yang dia sebut sebagai aset berharganya itu. Namun, Taeyong memaksa dan tetap mengobati wajah Haechan.

Haechan melirik kearah buku jemarinya yang terluka parah, beralih melihat ke seluruh bagian tubuh yang tertangkap matanya, menyusuri tiap luka yang Taeyong rawat. Lelaki itu memilih diteriaki atasannya dan membawa dia masuk ke ruang kerjanya daripada meninggalkan dia begitu saja saat sampai di rumah sakit pagi ini.

"Kenapa kamu membantuku?"

Entah mengapa membuat dia merasa aneh.

Bukankah- seharusnya, Taeyong tidak membantunya?

Taeyong mengenakan kembali jas dokternya, bersiap untuk meninggalkan Haechan, mungkin setelah dia menjawab beberapa pertanyaan Haechan karena tidak dapat dia pungkiri, dia juga punya banyak pertanyaan untuk lelaki didepannya itu.

"He said you mean no harm"

"You believed him?"

Taeyong mengedikkan bahunya acuh, "Katakanlah itu karena instingku," namun Haechan tidak terlihat puas akan jawabannya, "Aku hanya.. refleks? Aku tidak suka melihat orang terluka" tambah Taeyong, yang mana dia rasa entah mengapa bermakna begitu dalam, dia menolehkan kepalanya, menahan rasa geli atas ucapannya yang baru saja dia ucapkan.

"Aku- musuhmu—"

"Jadi? Apa yang sebenarnya sedang kamu lakukan?"

Haechan tersentak dan mengalihkan pandangannya kala Taeyong kembali menatapnya.

"Apa yang kalian sedang rencanakan?"

Apa yang sedang klannya rencanakan? Entahlah, Haechan juga tidak ingin menjawab pertanyaan yang dia tahu betul jawabannya.

Dia menolak menjawab, berat baginya untuk menjawab pertanyaan itu karena selalu berhasil membuat dia merasa bersalah karenanya.

"Dark House kedatangan tamu, manusia, yang bekerja sama dengan Johnny, mereka akhirnya menemui Johnny"

Namun, dia tidak tahan untuk diam karena Taeyong seakan mencekiknya dengan tatapan yang lelaki itu sorotkan tanpa kedip.

"Mereka minta serum segera diluncurkan, tidak ada penundaan. Sayangnya, serumku masih belum berhasil"

"Apakah mereka tahu kalau serum itu untuk keperluan vampire?"

Haechan menggelengkan kepalanya, "Tidak. Mereka tidak tahu" jawabnya lemah, "Johnny punya banyak rencana yang tidak kami ketahui, namun yang pasti dia ingin ambil alih semuanya, menyisikan manusia yang menurutnya terlalu 'congkak' menginjak bumi"

"Oh- lalu? Kamu kabur?"

"Aku tidak ingin melanjutkan kerjaan projek serum itu dan sudah lama ingin menolaknya. Dengan kamu membantu The Hall kemarin, kurasa- aku semakin kuat untuk ingin menolak melakukannya"

"Dan mereka menyerangmu karena tidak mematuhi apa yang Johnny inginkan?"

"Kurang lebih, begitulah" Haechan menangkup wajahnya, "Aku juga tidak ingin perang terjadi, sama sepertimu, Hyung" dia menghela nafasnya, "Tapi, semuanya sudah terlambat. Perang sudah tidak bisa dihindarkan lagi"

Taeyong mengernyitkan keningnya, dia merasa begitu tertarik dengan apa yang tengah mereka bicarakan.

"Haechan" panggilnya, "Bisakah kamu jelaskan—"

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang