[44]

1K 169 9
                                    

"Sudah sampai di rumah?"

Taeyong menggigit ujung kukunya, berdeham mengiyakan Jaehyun dari ujung sambungan.

"Apakah mereka menjengukmu dan membawakan banyak bingkisan?"

Jaehyun terkekeh.

"Yap, akan kusimpan sebagian untukmu"

"Aku kan gaboleh kesana lagi"

Taeyong menghela nafasnya panjang. Dia merasa tidak nyaman dengan batas yang terbuat hanya karena mereka 'makhluk' yang berbeda.

"Tidak bisakah kamu pulang sekarang?"

"Aku akan segera pulang kalau sudah membaik"

Taeyong menganggukkan kepalanya, walaupun dia tahu gerakan itu tidak akan diketahui Jaehyun yang hanya mampu mendengar suaranya.

Mengingat tubuh Jaehyun sebelumnya, dia rasa juga mustahil untuk bergerak banyak dan segera pulang. Jaehyun harus benar-benar pulih dulu.

"Apakah- aku benar-benar tidak boleh datang kesana lagi?" Taeyong bertanya dengan nada kecil, ragu untuk menyampaikannya, namun dia juga tidak ingin terus memendamnya.

Jaehyun tidak kunjung menjawabnya, lelaki itu diam diujung sambungan.

"Jaehyun-"

"Hm-m"

Uh? "Huh?"

"Kurasa lebih baik untuk tidak datang dulu ke The Hall, Taeyong. Aku juga tidak ingin kamu kenapa-napa"

"Mereka bilang begitu padamu?"

"Mereka? Siapa? Bilang apa?"

"Lupakan"

"Eh?"

"Uh- Doyoung? Dia pasti memberi tahu kamu kalau dia baru mengusirku dari The Hall"

Jaehyun terdengar terkekeh diujung sambungan, kemudian meloloskan 'Ohh' panjang disela tawanya.

"Iya, dia memberi tahuku. Tapi, aku bilang begitu bukan karena dia, aku bilang begitu karena memang keadaannya kurang memungkinkan untuk menyelundupkan kamu ke The Hall"

"Ah- begitu"

"Masih banyak anak klan yang datang, aku tidak mau kamu jadi santapan mereka"

Taeyong bergidik, "O-ok" terdengar adil untuk Taeyong, walaupun juga terdengar sangat menyebalkan.

Dia memutuskan untuk menghabiskan beberapa obrolan dengan Jaehyun. Taeyong jadi enggan mengakhiri panggilan Jaehyun ketika dia tersadar, dia hanya sendirian di rumah besar ini.

Dia bergidik sendiri, menyadari bahwa rumah ini punya banyak ruangan kosong yang pasti jarang ditempati; ayolah, Jaehyun saja sepertinya lebih sering di kantor atau di The Hall daripada di rumahnya sendiri.

"Kamu yakin rumahmu aman, Jaehyun?"

Kira-kira sejak kapan rumah ini dibangun?

Tidak- bukan karena Taeyong melihat rumah itu tua, melainkan karena begitu megah dan kokoh, dan di dalamnya—ternyata—banyak ornamen barang antik seiring dia berjalan menelusuri rumah Jaehyun.

"Sekalipun ada yang nungguin, mereka tidak akan mengganggumu"

"Aku sudah mengenalkanmu ke mereka 'hai penunggu rumahku, ini Lee Taeyong, kekasihku, dia—"

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang