Seperti yang diminta, Taeyong menuju ke ruang operasi segera setelah semua bagiannya dia selesaikan.
Didalam sana sudah siap, Johnny dengan atributnya dan tubuh pasien yang akan mereka belah.
Bukan hal baru baginya melihat tubuh manusia terbaring disana dengan lemas, tersambung beberapa selang untuk memantau bagian vitalnya.
Johnny mulai menyayatkan pisau bedah diatas tubuh pasien dan mereka berdua bekerja sebaik yang mereka bisa, meninimalisir pendarahan yang terjadi, menyukseskan operasi yang telah dipercayakan untuk mereka.
Pasien dengan umur lebih muda jauh lebih mudah baginya; kecenderungan diumur muda tidak memiliki terlalu banyak kompilasi penyakit memudahkan dia untuk mencari sumber penyakit yang perlu diangkat dengan resiko yang lebih rendah.
Tangannya menyerahkan alat demi alat yang Johnny minta, sebelum kemudian menurunkan tangannya pada tubuh pasien, sesuai arahan dokter utama di ruangan itu, Johnny.
Mereka berhasil menyelesaikan seluruh prosedur operasi dalam kurung waktu tiga jam, ada beberapa kendala yang memperlambat namun yang terpenting adalah keberhasilannya.
Keselamatan pasien, hal paling utama.
Dia memotong benang jahit yang tengah Johnny tancapkan di kulit si pasien. Tangan Johnny yang cepat mengharuskan dia menumpahkan seluruh fokusnya kearah sana. Sedikit saja hilang, maka Johnny akan menggertaknya detik itu juga.
Dia benar-benar ingin belajar bagaimana tangan Johnny begitu ahli bergerak dengan cepat dan sempurna.
"Johnny" Taeyong menoleh ketika dia melihat orang lain masuk kedalam toilet—dan orang itu adalah Johnny.
Lelaki yang lebih tinggi itu berdiri disampingnya, melakukan hal yang sama dengannya; cuci tangan dan cuci muka, menyegarkan kembali fikiran mereka.
"Yap?"
"Aku selalu terkesan melihatmu menjahit tubuh orang. Terakhir kusadari, kurasa kamu adalah satu-satunya dokter dengan hasil jahitan paling rapi"
Johnny terkekeh mendengarnya, "Kamu berlebihan"
"Serius!" seru Taeyong, hanya menatap Johnny dari pantulan cermin didepannya.
"Mau aku ajarin?" Johnny menoleh kearahnya, "Menurutku ada beberapa teknik yang harus kamu perhatikan selain harus latihan sering-sering"
"Kamu pasti terlalu sibuk untuk mengajariku" kekeh Taeyong.
Dibalas dengan tawa Johnny.
Lelaki itu meredam tawanya dengan suara pengering tangan, sebelum akhirnya kembali menolehkan tubuhnya kearah Taeyong.
"Kutunggu diruanganku, kalau kamu berkenan" ujarnya, sebelum meninggalkan Taeyong sendiri di ruangan.
———
"Kurasa caramu berhasil" Taeyong duduk disamping Jungwoo yang hari ini sudah diperbolehkan masuk lagi, setelah kejadian beberapa hari lalu yang menimpa lelaki itu.
"Aku ga nyangka kamu bakal benar-benar melakukannya"
"Aku juga tidak nyangka" Taeyong sama tidak percayanya dengan Jungwoo.
Bahwa dia akan benar-benar menampilkan wajahnya didepan Johnny, menyapa lelaki dengan ucapan selamat pagi, berakhir mendapatkan waktu lebih banyak untuk bertemu; walaupun itu hanya sebatas dia sebagai asisten operasi Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLOW || JAEYONG
Fanfiction[ANGST] [ROMANCE] [VAMPIRE] [COMPLETE] [ 1. 우리 다시 만나자 Series - Willow Blend ] A simple "I love you", ruined them. started: 05 May 2020 finished: 01 July 2020 Book 1 : Willow [Complete] Book 2 : Verona [On Progress]