[53]

1.3K 155 18
                                    

Taeyong merasa kepalanya pening setengah mati. Pundaknya nyeri, dia yakin lebam terbentuk disana, ingat akan rasa saat bagian itu dipukul telak sampai dia hilang kesadaran karenanya.

Tubuhnya terseret dengan begitu kasar, sampai bajunya robek dan menggores kulit di baliknya.

Tak lama kemudian dia diangkat, di dudukkan.

Dingin.

Dia menggigil.

Mungkin karena suasana hujan yang masih kental terasa, karena jalanan yang tergores pada tubuhnya yang masih basah, serta seluruh indra dan sarafnya jadi lebih tajam karena matanya ditutup rapat.

Sampai satu suara memecah keheningan, langkah kaki yang begitu kencang mengisi ruangan.

Mereka membuka penutup matanya, penyumpal mulutnya, untuk membiarkan dia menyaksikan percakapan didepannya.

Sekali lagi, dia adalah tawanan.

Entah apa yang kali ini dia lakukan.

Johnny akan mengancam The Hall—Jaehyun, lebih tepatnya—untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan membawa dirinya.

Dia rasa, dia lebih baik mati daripada mengiyakan apa yang Johnny inginkan.

"Taeyong, kali ini, bersahabatlah denganku. Hm?"

Johnny menodongnya dengan pisau kecil yang terletak melekat di kulit lehernya.

"Ini kesempatan terakhirmu menyelamatkan Jaehyun—"

"Bukankah kamu yang kemarin hampir mati karena Jaehyun?"

Pisau itu membelah kulitnya, tidak dalam, namun cukup untuk meneteskan darah.

"Aku tidak akan melakukannya" ucap Taeyong tegas, "Kamu ingin membunuhku? Silakan—"

"Oh, tidak, tidak" Johnny terkekeh, jempolnya mengusap darah Taeyong dan menjilat darah itu dengan lidahnya, "Kalau kamu tidak bisa kugunakan, ada Mark dan.. uh- Sicheng? Yah, mereka, mereka bisa kugunakan. Benar, kan?"

Taeyong membulatkan matanya.

Tentu Johnny tahu dimana keberadaan dua manusia itu.

Dia menenggak salivanya kasar.

Tidak, dia tidak mungkin membiarkan Sicheng dan Mark kena getah perselisihan dua klan vampire ini, sekalipun keduanya tahu tentang keberadaan mereka. Karena dia tahu, Johnny tidak akan segan membunuh keduanya.

Mark, masih punya masa depan yang sangat cerah didepannya, begitu pula dengan Sicheng.

Dia—

"Apa yang harus aku lakukan?"

Jika seseorang harus mati malam ini, maka, cukuplah dia.



🌖🌗🌘🌑🌒🌓🌔



Renjun meminta Jaehyun untuk istirahat sebentar. Dia terlihat stres dan terkejut, keadaannya jauh dari kata baik, dia nyaris terlihat gila.

WILLOW || JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang