• я є η ∂ у т α •
"Gue masih gak ngerti kenapa Rendy sikapnya beda gitu ke elo." Greta memutar mata malas, sudah berapa kali Nara menyebut hal itu. Ditambah Wina juga yang tidak berhenti merocos perihal Rendy.
"Gak cuma lo, gue juga heran tau! Selama gue hidup belum pernah tuh liat Rendy deket sama cewek. Apa lagi sampai belain Greta plus nganter Greta balik!" Timpal Wina sedikit tidak percaya dengan ucapannya sendiri.
"Gimana Gret rasanya dibela Rendy sama diantar pulang?" Tanya Nara menyenggol siku Greta, sedikit menggoda.
"Rasanya seperti anda menjadi Ironman." Jawab Wina dengan nada seperti yang sedang viral itu. Mengundang gelak tawa dari Nara.
"Enggak lucu." Kesal Greta.
"Eh tau ga? Gue denger-denger nih ya, kemarin Revolution gagal tampil di acara ultahnya SMP Erlangga. Gara-gara anter Greta tuh katanya." Ucap Nara yang terdengar lebih serius.
"Lo pelet Rendy dimana, hah? Kok bisa gitu dia ke elo?" Tanya Wina penasaran.
"Kalau gue mau pelet orang. Orang itu gak bakal Rendy lah."
"Lah terus?"
"Gue maunya Kai." Jawab Greta santai, sedikit menyombongkan diri.
"Kai siapa? Gebetan lo?"
"Kai exo! Masak gak tau sih sama suami gue."
"Yee sianjir ngehalu nya kejar-kejaran sama si Sisil." Wina tertawa geli.
"Hah.. hah.. Hai! Lagi pada ngerumpi apa nih?" Aldo sedikit ngos-ngosan karena berlari dari kelasnya menuju pinggiran lapangan. Tempat dimana Greta, Wina, dan Nara beristirahat saat jam olahraga. Ketiganya memilih pinggiran lapangan untuk bergosip dan duduk santai setelah lelah bermain kasti.
"Lo gak tau?" Tanya Nara. Aldo hanya menggeleng seraya duduk di samping Greta. Greta sedikit bergeser, karena risih Aldo terlalu dekat mengambil posisi duduk.
"Si Rendy—"
"Oh gue tau. Siapa sih yang gak tau tentang tu anak." Aldo menoleh kearah Greta yang berada disampingnya. "Tapi Gret, Lo harus hati-hati sama dia. Gak baik."
Greta mengerutkan kening. "Rendy maksud lo?" Tanya Greta. Aldo mengangguk mantap. "Gak baik gimana?" Tanya Greta lagi.
"Denger ni. Dia suka main cewek. Ceweknya banyak dimana-mana. Gak baik lah pokoknya."
"Eeehh si bambang! Kalau ngejelekin orang kira-kira dong. Itu Rendy yang barusan lo omongin. Gimana mau main cewek kalau ngomong sama cewek aja jarang." Sambat Wina. Nara ikut mengiyakan ucapan Wina seraya mengangguk setuju.
"Iya! Lo kali yang suka main cewek. Cewek lo ada dimana-mana, bahkan setiap sekolah ada tuh cewek lo. Gret, si Aldo yang gak baik, Gret." Ucap Nara meyakinkan Greta. Walau terdengar bercanda namun nyata adanya, Aldo memang suka main perempuan. Dia terkenal karena playboy.
"Udah ah, gak usah bahas Rendy. Sakit kepala gue." Greta memegangi kepalanya. Tiba-tiba dirasa tangan kasar Aldo mencoba memijit pelipis Greta.
"Yang mana yang sakit? Disini?" Tanya Aldo. Greta sontak menepis tangan Aldo, pelan tidak terlalu kuat. Takut lelaki itu tersinggung. Greta benar-benar risih dengan sikap Aldo yang terus-menerus mencoba lebih dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDYTA | END
Teen FictionINI CERITA PERTAMA SAYA JADI MASIH BERANTAKAN. ❝𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐩𝐮𝐬 𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐤𝐢𝐫 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫.❞ Rendy Putra Denatan. Lelaki tampan dengan segudang kesempurnaan, merupakan vok...