33. Berjuang Bukan Menyerah

2.2K 244 61
                                    

[ Follow akun wattpad dulu yuk yang belum follow, CutAjaFebryantari !! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Follow akun wattpad dulu yuk yang belum follow, CutAjaFebryantari !! ]

[ Follow akun Instagram juga, @Cfbryantarii atau link nya ada bio. ]

Ada yang masih melek???

Biasanya tidur jam berapa sih???

Yeayy tarii nyempetin update, jam segini lagi huhu, niat bgt kan? kalian juga harus niat buat vote, coment di setiap paragraf sama share ke temen-temen kalian yaaa...

☀️☀️☀️

"Minggiran lah bego, gue mau lewat." Rutuk Elang yang sedang memegangi gagang stik game.

"Aneh banget lo, unggas. Maen yang sportif lah." Saut Juan yang juga sedang memegang stik game, keduanya bertanding game bola yang tertampil pada televisi.

"Lo dari tadi ngapain diri depan gawang seh? Jangan maen anak bawang lah, bego." Kesal Elang.

"Suka-suka gue lah, gue yang main kok unggas yang sewot?"

Petak.

Elang menjitak kuat kepala Juan, "tapi lo mainnya sama gue, black! Dah lah gantian sama Rendy aja cepet." Usul Elang yang sudah lelah berdebat perihal game yang ia mainkan bersama Juan.

"Enggak, kalian aja." Jawab Rendy cepat dengan air wajah datarnya, lelaki beralis tebal itu sibuk memetik senar gitar.

Elang menaruh stik game yang sebelumnya ia genggam, mengambil posisi duduk mendekat dengan Rendy dan menatap serius pada Rendy yang masih sibuk memetik senar gitar, "keluarga lo kenapa kek sinetron, banyak dramanya?" Tanya Elang, Rendy yang ditanya hanya mengangkat bahu seolah acuh.

"Kayak pilem yang backsound nya ku menangis membayangkan, anjir ngakak gue." Juan tertawa lepas seraya menepuk-nepuk tangannya, Elang juga ikut tertawa bahak bahkan Elang dan Juan semakin kencang tertawa karena tidak tahan menatap wajah satu sama lain yang dianggap lucu saat tertawa.

"Enggak ada yang lucu," ucap Rendy dingin, menaruh gitar dan tidak berniat memetik senar gitar itu lagi. Kali ini Rendy lebih memilih merebahkan badannya pada kasur empuk milik Juan, dengan kedua tangannya sebagai bantal.

"Capek gak sih hidup penuh drama mulu, perasaan keluarga lo gak pernah bener deh dari dulu. Ada aja masalahnya." Ucap Juan ikut merebahkan diri di samping Rendy.

"Capek lah pasti, gue yang liat aja ngap-ngapan apa lagi Rendy yang alamin." Elang lebih memilih menyender pada kepala kasur, "apa-apa gak boleh, mau ini mau itu harus ada ijin dulu, gak bebas, gak bisa ngelakuin apa yang kita suka. Hidup kek boneka, anjir gue yang bayangin aja merinding woi." Sambungnya.

RENDYTA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang