• я є η ∂ у т α •
Greta mengerutkan keningnya, matanya sangat memancarkan aura keterkejutan. Jangan ditanya lagi kalau wajahnya yang sudah merah padam, "ga–gak usah becanda!" Ucap Greta terbata. Mencoba melepas diri dari cengkraman kuat Rendy.
Rendy mendekatkan wajahnya pada telinga Greta, sedikit menunduk karena Greta lebih pendek darinya"biar gue bisa selalu dekat sama lo. Jadi, Lo harus jadi pacar gue." Bisik Rendy pada telinga Greta. Dengan senyum manis Rendy menarik kembali wajahnya menjauh dari telinga Greta.
Rendy melempar pandangan pada setiap sudut kantin, mengangkat tangan Greta tinggi-tinggi yang sudah digenggam erat olehnya, "MULAI DETIK INI, GRETA VILIA ANASTASYA PACAR GUE! DAN SIAPAPUN YANG BERANI NYENTUH DIA BAKAL BERURUSAN SAMA GUE!" Teriakan Rendy menggema seisi kantin. Mengundang sorak gemuruh orang-orang yang berada di kantin.
Brak.
Aldo menendang kuat meja, deru nafasnya menggebu-gebu "ANJING SIALAN! KALAU LO COWOK PAKE CARA YANG BENER BUAT REBUT HATI GRETA. SATU LAWAN SATU KALAU BERANI, JANGAN MAIN NGEKLAIM SEENAKNYA AJA!" Teriak Aldo.
"Ujung-ujungnya Greta bakal milih gue juga. Buat apa harus bersaing dengan lo?"
Bug.
Bug.
Bug.
Aldo mendaratkan kepalan tangannya tepat di pipi kanan Rendy. Mengahasilkan darah segar pada ujung bibir Rendy.
Rendy menarik ujung bibirnya, tersenyum sinis seraya mengelap darah diujung bibir dengan ibu jarinya. —lemah, gak kerasa apapun—gumamnya.
Rendy mengambil ancang-ancang, melayangkan tangannya tepat di perut Aldo.
Brak.
Brug.
Brak.
Rendy merenggangkan jari-jari tangannya yang sebelumnya mendarat sempurna pada perut Aldo.
"Ren, udah bego ntar masuk kantor berabe. Kalau mau berantem diluar aja ntar." Ucap Juan yang sudah berdiri di samping Rendy dengan Elang—Wina—Nara yang juga sudah berdiri disampingnya.
"Bebas aja lah, anak donatur sekolah ini." Saut Elang santai, menepuk meja kuat.
"Oh iya lupa, wes tak lanjot aja lah." Juan mempersilahkan, dengan kedua tangan terlentang seakan memberi jalan.
"Gimana sih kok disuruh lanjut." Pukul Wina tepat di lengan Juan, membuat Juan meringis kesakitan.
"Lo gila." Rendy menoleh ke sumber suara yang berada di sampingnya.
Rendy menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti maksud Greta. Menatap lekat setiap inci wajah cantik Greta.
"Ikut gue." Tarik Greta cepat, membawa Rendy keluar dari kantin.
"Gak apa-apa tuh?" Tanya Nara.
"Gak bakal baku hantam Kok mereka." Jawab Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDYTA | END
Teen FictionINI CERITA PERTAMA SAYA JADI MASIH BERANTAKAN. ❝𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐩𝐮𝐬 𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐤𝐢𝐫 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫.❞ Rendy Putra Denatan. Lelaki tampan dengan segudang kesempurnaan, merupakan vok...