50. Hampa

1.5K 167 71
                                    

Vote dulu ya sebelum baca ♡
Coment sebanyak-banyaknya jangan lupa!
Dan share cerita ini ke temen-temen kamu!

Follow Wattpad CutAjaFebryantari
Follow Instagram @cfbryantarii

✨FOLLOW IG MEREKA YA!✨

-Rendy @ rendyptrdenatan
-Greta @ gretavilantsyaa
-Wina @ winanatell
-Nara @ naraacntka
-Juan @ juanmanuel26_
-Elang @ elangsatyaa

Putar mulmed dulu ya biar feel nya semakin dapat atau kalau ada lagu hampa - Ari Lasso boleh di denger sambil baca chapter ini  ya.✨

️☀️☀️☀️

Pagi yang cerah dengan awan putih yang ikut menemani. Burung-burung berkicau ria. Hamparan udara sejuk menghiasi. Cuaca pagi ini sangatlah cerah namun tidak berarti bagi Greta, ia dari tadi tampak lesu gak bersemangat. Wajahnya di tekuk lemas, matanya sayu menatap sepatu sekolahnya yang sedang ia pakai.

"Kek janda abis ditinggal suami mati lo kak."

Greta memutar mata malas, tidak menanggapi serius ejekan bertubi-tubi dari Rifky.

"Woi, semangat lah. Sakit mata gue liat muka lo, udah jelek makin jelek kalau sedih."

"Siapa yang sedih sih?" Geram Greta menghentak kakinya kuat.

"Lo lah, yakali papa."

"Kenapa ini? Kok bawa-bawa papa?" Tanya Rizal ikut nimbrung.

"Rifky bacot, pa." Adu Greta lesu. Bukannya berdiri tegap dan bersiap-siap berangkat sekolah, Greta malah duduk di teras depan rumahnya dengan tatapan kosong menatap lantai.

"Gak sekolah, kak?" Tanya Reni.

Greta diam tidak menjawab.

"Kak." Panggil Reni.

"WOI! JANGAN GILA DULU LAH GUE GAK ADA TEMEN BERANTEM NTAR." Teriak Rifky.

"Ma, pa. Kakak berangkat dulu ya." Pamit Greta menyalami Reni dan Rizal. Ia terus berjalan tidak mendengar panggilan dari Reni dan juga Rizal.

"Kak, gak sekalian berangkat sama papa aja? Atau gak bawa mobil aja?" Teriak Rizal mencoba memanggil Greta namun Greta terus berjalan tidak mau mendengarkan.

Greta berhenti tepat di depan gang rumahnya. Ia terdiam cukup lama disitu, menatap satu persatu pejalan kaki dan kendaraan yang berlalu lalang. Tatapannya kosong tak bersemangat, lagi dan lagi perasaan hampa itu terus menghantuinya.  Greta rindu sosok Rendy yang setiap pagi selalu menjemputnya kesekolah. Namun pagi ini tampak berbeda, Greta berangkat sendirian tanpa Rendy. Rasanya hampa, Greta rindu Rendy.

"Ojek neng?" Teriak salah satu pangkalan ojek yang tidak jauh berdiri di dekat Greta. Greta tersadar dari lamunannya dan mengangguk pelan seraya berjalan menghampiri tukang ojek.

"Biasanya bareng pacarnya yang kayak artis itu neng, kok sekarang sendirian?" Tanya tukang ojek disela memberi helm pada Greta.

"Udah pergi bang." Jawab Greta tersenyum sekilas pada tukang ojek dan naik keatas motor.

"Pergi kemana neng?"

"Pergi jauh."

"Innalilahi.."

"Gak mati, bang. Pergi jauh ke Jepang."

Tukang ojek itu pun tertawa geli karena pikirannya sendiri.

RENDYTA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang