13. Rendy Murka

3.8K 423 40
                                    

• я є η ∂ у т α •

Gadis bergigi kelinci nan rambut sebahu berwarna kuning gelap berjalan dengan senyum sumringah serta aura kebahagiaan terpancar di wajahnya.

"Kenapa lo mesem-mesem gitu?" Tanya Wina menyikut siku Nara.

Nara tidak menjawab, ia mengambil posisi duduk disamping Greta. Iya, Nara dan Greta duduk satu meja dan Wina dibelakang mereka duduk bersama Mia—teman sekelas mereka.

"Woi, ditanya gak dijawab." Ketus Greta menepuk pundak Nara.

"Apa sih ih, ganggu aja pagi-pagi." Kesal Nara.

"Ganggu apaan, lo yang aneh pagi-pagi udah kek orang lagi berbunga-bunga aja." Saut Wina.

"Emang."

Greta dan Wina melotot penuh pada Nara, didetik berikutnya Greta dan Wina bertatapan mengisyaratkan sesuatu,

"Kesambet apaan tuh temen lo?" Bisik Wina.

"Iish, temen lo juga." Balas Greta.

"GUE BISA DENGER YA!"

"Lagian, kasih tau kek kenapa—"

"Gue berangkat bareng Elang!" Potong Nara cepat dengan sangat antusias.

"Demi?"

"Udah deket nih?"

Nara mengangguk cepat, kegirangan seperti anak kecil yang baru saja merasakan indahnya cinta.

"Alhamdulillah akhirnya Nara dapat cowok ya Allah." Ucap Greta dengan kedua tangan seakan berdoa.

"Triple date dong ntar kita!" Seru Wina tak kalah antusias.

Nara hanya mengangguk pelan masih dengan senyum malu-malu nya, memeluk erat dadanya membayangkan sosok Elang yang membuatnya terbang seakan ke surga.

"Mau kemana?" Tanya Wina menghentikan Greta yang berdiri.

"Mau pipis, ikut gak? Kebelet nih!"

"Ikut dong." Wina berdiri, menoleh sesaat menatap Nara yang masih terbawa khayalan nya, "Woi ogeb! Ikut gak?" Tanyanya.

Nara tersentak, "i-ikutt! Tunggu woi!" Nara berlari kecil menghampiri kedua sahabatnya yang sudah berjalan cepat di depannya.

• я є η ∂ у т α •

"Surat lo numpuk, udah kayak pembuangan sampah aja!" Ucap Juan menatap laci meja Rendy yang sudah penuh dengan kertas warna warni, ada yang pink dan juga biru. Itu semua surat dari fans Rendy, setiap pagi Rendy sudah terbiasa dengan pemandangan surat menumpuk di dalam laci nya.

Rendy meronggoh laci meja, menggenggam semua surat dengan satu genggaman.  Dari banyaknya sih bisa di tebak surat itu lebih dari dua puluh lembar! Rendy membuang semua surat itu pada tempat sampah, tidak berniat membacanya.

"Susah kan jadi ganteng, makanya bagi-bagi dong gantengnya."

Rendy memutar mata malas, "gue bagi juga tetap burik tu muka." Ucapnya seraya mengambil posisi duduk disamping Juan.

RENDYTA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang