35. Jalan-jalan Libur Semester

2.2K 264 91
                                    

[ Alangkah baiknya kalau follow dulu akun wattpad ini  CutAjaFebryantari ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Alangkah baiknya kalau follow dulu akun wattpad ini  CutAjaFebryantari ]

[ Follow Instagram @ Cfbryantarii, link ada di bio. ]

VOTE DULU KUY SEBELUM BACA.
COMENT JUGA DI SETIAP PARAGRAF YA.
SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN BIAR PADA BACA.

Ohiya, jangan jadi silent reader gengs! Dosa tau! Apa susahnya pencet vote? Tarii suka sedih, suka mikir apa cerita ini gak bagus? Kenapa yg vote kebanting jauh sama yg baca, yuk bisa yuk samain jumlah yg baca sama yg vote :) biar tari makin semangat nulisnya, hehe🙂🙏.

MAU NANYA, WAJIB JAWAB! AWAS AJA GAK JAWAB TARI SUMPAHIN JODOHNYA ALDO! “MENURUT KALIAN CERITA MTB INI GIMANA? KASIH KESAN DAN PESANNYA YA!”

☀️☀️☀️

Semua murid-murid SMA Garuda Bangsa sedang berkumpul kini di halte sekolah, mereka menunggu bus pariwisata yang akan mereka gunakan untuk menuju puncak.

"Berat, Anara Cantika. Biar gue aja yang bawa." Elang masih berusaha mengambil alih tas milik Nara.

"Enggak apa-apa, gue bisa sendiri, Lang!" Kesal Nara, mengambil kembali tasnya dari Elang. Sebenarnya Nara senang namun ia lebih memilih menutupi rasa senangnya itu dengan sebuah penolakan.

"Biar gue aja, berat ini." Elang masih kekeh merebut tas pink itu.

"Elang, ish!" Geram Nara tertahan, ia sudah menyerah berdebat perihal tas dengan Elang. Lebih baik mengalah saja pikirnya.

Mereka berdiri di halaman halte, karena kursi halte sekarang sudah penuh dengan murid-murid yang lainnya jadi mereka tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa berdiri. Perlu di ketahui mereka sudah berdiri lebih dari satu jam, dari jam tujuh pagi tadi dan sekarang sudah jam delapan. Katanya sih bus nya datang jam delapan tapi sampai sekarang tidak muncul juga, oh terjebak macet mungkin? Positif thinking aja dulu.

"Yang, pegel tau!" Gerutu Wina sambil meregangkan urat-urat betisnya.

"Iya aku juga pegel kali, yang. Sabar, bentar lagi nyampe bus nya." Ucap Juan sedikit kesal lantaran Wina tidak mengerti bagaimana posisi Juan sekarang, bayangkan saja Wina hanya berdiri dengan tangan kosong dan hanya menompang tubuh serta helaian pakaian yang digunakan sedangkan Juan harus menompang tas nya, tas milik Wina, dan masih harus menenteng kopernya dan juga koper Wina. Dimana belas kasihan Wina? Ah sudahlah, kalau Juan protes yang ada Juan kena semprotnya.

RENDYTA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang