39. Hancur

2.5K 216 89
                                    

[ Follow wattpad CutAjaFebryantari ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Follow wattpad CutAjaFebryantari ]

[ Follow Instagram @Cfbryantarii link ada di bio ya ]

Coba putar lagu yang ada di multimedia, biar lebih menghayati :). Atau yg ada lagunya that should be me - Justin Bieber boleh di denger sambil baca part ini ya.

Happy birthday eh happy reading

Eitss, tunggu dulu dong. Vote dulu yuk! Coment juga yaaa jangan lupa✌🏻🤗

☀️☀️☀️

Gadis dengan rambut acak-acakan tidak beraturan itu berlari tak henti menuju vila, melewati gelapnya malam serta dinginnya angin malam yang menusuk sampai tulang putih nya. Gadis itu menggigil hebat, karena dingin dan juga menangis.

"Gret, lo kenapa?" Panik Elang yang melihat Greta datang dengan keadaan yang sudah acak-acakan.

"Gret, kenapa balik sendiri? Yang lain mana? Loh, Lo nangis?" Nara bertanya dengan sangat panik. Tubuh gadis bergigi kelinci itu langsung terhoyong kebelakang saat Greta dengan cepat memeluknya erat. Greta menangis hebat di dalam pelukan sahabatnya itu.

"Lo kenapa? Cerita sama gue, jangan nangis Gret."

"Hiks.. Rendy, Ra.." lirih Greta sesegukan.

"Kenapa si kang bisu? Jangan bilang dia hanyut di danau?" Tanya Elang pura-pura ketakutan. Nara langsung melototkan matanya pada Elang, menyuruh lelaki itu agar sedikit serius.

Nara terus menenangkan tangis Greta, ia mengusap pelan punggung Greta yang sedang dalam dekapannya itu. Greta masih menangis sesenggukan disana, enggan melepaskan pelukannya itu. Greta butuh ini sekarang, dekapan hangat serta ucapan penenang dari orang sekitarnya. Karena kini fikirannya tengah tercampur aduk tak tahu kemana arah, bayangan Rendy yang bercumbu bersama Tere terus membekas di memori otaknya.

"Gret, cerita sama gue. Biar gue tau, ada apa sama Rendy? Dia jahatin lo?" Tanya Nara pelan, berusaha menenangkan Greta. Nara sudah melepas pelukannya dan menatap intens pada sahabatnya itu.

"Emang tega Rendy nyakitin nyonya mudanya?"

Nara menghela nafas kesal, menoleh pada Elang yang terus menimbrung. "Diem dulu, Lang!" Kesal Nara. Elang hanya mengangguk paham, membiarkan Nara untuk melanjutkan ucapannya.

"Rendy, dia jahat Ra! Hikss.." Greta memegang dadanya yang terasa sesak disana. Deru nafas gadis itu menggebu-gebu akibat menangis terlalu banyak. Matanya sudah sembab merah menyala.

"Jahat gimana maksud lo?" Tanya Nara semakin penasaran.

"Dia ciuman sama Tere. Sakit, Ra. Sakit banget.. gue ngeliat dengan mata kepala gue. Mereka.. mereka ciuman!" Lirih Greta tak bersemangat, gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam menatap lantai putih vila dengan pandangan yang mengabur akibat air matanya yang menumpuk.

RENDYTA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang