19. Bosan Menyerang

7.3K 342 9
                                    

Zahra sudah beberapa kali membuka lalu menutup matanya. Sudah tiga hari ini ia terbaring seperti orang sakit. Zahra rasa dirinya sudah sembuh dan ingin pulang. Namun Farel, dokter sarap yang menanganinya tetap memaksa Zahra agar ia mau dirawat inap. Sudah biasa bagi Zahra jika tifusnya kambuh pasti ia akan dirawat tiga sampai lima hari.

Saat Hanna, Haris, Risky dan teman teman Zahra melihat postingannya di Instagram beberapa hari yang lalu, mereka semua langsung berbondong bondong datang ke rumah sakit. Dari wajahnya, mereka nampak sangat khawatir karna muka Zahra pucat dan lemas.

Tiga hari berlalu pun Reza sama sekali tak meninggalkan Zahra. Pria itu senantiasa menemani istri kecilnya dengan sabar dan penuh kasih sayang. Setiap Zahra merengek meminta pulang, Reza pasti selalu punya cara agar Zahra bisa bertahan di tempat terkutuk itu. Dan benar. Semua rayuan serta bujukan Reza sangatlah berguna dan tidak ada yang gagal.

Zahra selalu menurut apa kata Reza. Karna pria itu selalu berkata demikian,  "Lo mau jadi istri durhaka? Masuk neraka gara gara lo nggak nurut sama suami". Jelas Zahra diam dan mengangguk jika sudah berbicara mengenai neraka. Tak ada manusia didunia ini yang ingin masuk neraka. Begitupun juga Zahra.

Untuk makan pun Zahra tidak boleh sembarangan. Gadis malang itu harus makan makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Zahra menghembuskan nafasnya perlahan. Makanan di rumah sakit sama sekali tidak enak. Rasanya hambar dan Zahra terpaksa harus menelan sampai habis. Bahkan makanan itu rasanya lebih parah dan mematikan dari pada masakan Reza tempo hari yang lalu.

Zahra ingin segera keluar dari rumah sakit. Ia ingin segera makan berbagai macam kuliner. Seperti batagor, seblak, sosis bakar, nasi goreng, mie goreng, sate, ayam goreng, siomay, cilok, bakso, es krim. Semua itu makanan pinggir jalan yang menjadi favorite seorang Zahra. Seumur hidup, Zahra memang tidak pernah menginjakkan kaki di restoran.

Gadis itu lebih suka makanan pinggir jalan. Selain harganya yang tidak terlalu menguras dompet, rasanya juga tak kalah sedap dengan masakan Restoran Bintang Lima. Untuk makan seafood pun Zahra hanya makan diwarung. Itu saja sudah membuat Zahra bahagia dan kenyang.

Beberapa orang yang menjenguknya pun tidak membawa makanan yang memuaskan. Mereka hanya membawa roti serta buah buahan. Zahra muak, lelah. Nafsu makannya bahkan sudah turun beberapa hari ini karena makanan yang ia makan. Untuk buah pun Zahra hanya makan sedikit. Semua buahnya asam, dan Zahra tidak suka asam.

"Rezaaa, gue mau pulanggg. Gue udah nggak betah disiniii" rengek Zahra.

Sebenarnya pun Reza tak tega jika Zahra sudah meminta seperti itu. Bahkan dihari kedua, gadis itu memohon hingga menangis kencang. Reza bingung. Ia ingin membawa Zahra pulang?, namun tubuh Zahra belum sepenuhnya sehat. Wajahnya masih pucat dan nafsu makannya turun. Jika Zahra masih seperti itu, kemungkinan besar Zahra akan terus terusan berbaring di brankar rumah sakit.

Reza menghela nafas perlahan dan memegang tangan Zahra. Jari jari besarnya mengusap lembut punggung tangan gadis itu sambil sesekali menciumnya.

"Kalo boleh jujur, sebenernya gue juga pengen bawa lo pulang. Tapi nggak bisa" jawab Reza.

"Kenapa nggak bisa? Gue udah sembuh. Perut gue udah nggak sakit, udah nggak mules lagi"

"Iya. Perut lo emang udah sembuh, tapi badan lo yang belum sembuh. Lo masih sakit Ra. Makan lo aja masih sedikit sedikit"

"Terus gue harus makan berapa banyak? Lo bayangin aja deh. Gue tiap hari harus makan bubur sama sop. Gimana gue bisa nelen kalo kayak gitu. Yang ada tenggorokan gue tuh gatel tau nggak"

"Gue tau kalo lo emang nggak suka makanan rumah sakit, tapi kalo makan lo nggak banyak lo nggak bakalan bisa keluar dari sini"

"Nasib gue gimana donggg. Gue bosen disini terus. Gue capek. Gue pengen makan bakso, mie goreng, es krim, batagor cilok. Ngebayangin aja, gue udah ngiler. Kalo aja, tuh makanan ada didepan mata gue. Pasti gue sikat langsung sampek ludes des des" ujar Zahra sambil membasahi bibirnya sendiri.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang