"Ayo donggggg temenin gue ke kantorrrrrrr" teriak Zahra masih setia menarik tangan Ify.
"Nggak mauuuuu. Gue mau pulanggggg capekkk Zahraaaa" jawab Ify memeluk pintu kelasnya agar tak terseret oleh Zahra.
"Pokoknya lo harus temenin gueeeee. Febby kan tadi udah dijemput ama cemcemannyaaa. Lo sebagai sahabat yang baik harus nemenin sahabatnya yang lagi kesusahan donggg"
"Enggakkk. Gue jadi sahabat yang bangsat nan jahat aja dehhh nggak apa apa. Biar gue nggak lo seretttt"
"Isshhhh. Sialan lo yaaa. Ayooo buruann temenin gue kekantorrr. Sebentar doanggg"
"Nggak mau. Gue nggak mauuu"
"Harus mauuuu"
"Nggak mau Zahraaaa"
"Harus mau Ifyyyyyy"
"Zahra Ify"
Kedua gadis itu langsung diam dan membungkam mulut. Mereka membenarkan posisinya dan menatap Bu Fani.
"Apa apaan kalian. Ini sudah jam pulang. Kenapa malah teriak teriak? Mau nginep disini?" tanya Bu Fani.
Zahra dan Ify menggeleng, "Enggak bu" jawab mereka bersamaan.
"Ya terus ngapain?"
"Saya dipanggil ke kantor sama Bu Mar. Ify saya nyuruh nemenin tapi dia ngga mau. Ya udah saya tarik aja" jelas Zahra.
"Oh, kamu dipanggil ke kantor? Ya udah. Ify kamu temenin Zahra ke kantor ya. Cuma sebentar kok" ujar Bu Fani.
"Tapi bu sa"
"Nggak ada tapi tapian Ify. Cepet jalan ke kantor" potong Bu Fani cepat.
Ify berdecak kesal dan menghentakkan kakinya kelantai. Ia berjalan mendahului Zahra dengan perasaan kesal. Dia heran dengan Bu Fani. Mengapa kali ini guru itu malah membela Zahra? Biasanya Zahralah yang menjadi sasaran kemarahan oleh Bu Fani.
"Permisi" ujar Zahra diambang pintu.
"Eh Zahra, Ify. Ayo masuk nak. Duduk sini" jawab Pak Robert mempersilahkan.
Kedua gadis itu langsung duduk didepan Bu Maryani dan Pak Robert. Sebenarnya Zahra sendiri juga bingung. Mengapa ia dipanggil? Hari ini Zahra tak membuat kesalahan. Lantas untuk apa dia ke kantor?
"Ada apa ya pak bu? Kok Zahra dipanggil kesini?" tanya Zahra.
"Zahra. Besok kamu sudah harus berangkat ke bandung. Acaranya besok siang jam 2. Nanti kita kesananya naik pesawat aja biar lebih cepet" jelas Bu Maryani.
"Besok? Saya sendiri dong bu" jawab Zahra.
"Ya iya Zahra. Kan yang wakilin sekolah cuma kamu doang"
"Tapi bu. Saya nggak berani kalo sendiri. Boleh bawa temen nggak bu? Cuma buat nemenin pas disana doang kok"
"Siapa?"
"Ify"
"Hah?" kaget Ify.
Bu Maryani dan Pak Robert memandang Ify sekilas dan mereka saling melempar pandang. Awalnya mereka ragu untuk menerima Ify. Tapi karena Zahra adalah peserta dan ia yang meminta, akhirnya kedua guru itu menganggukkan kepalanya pelan.
"Oke. Kamu boleh bawa temen. Tapi Ify aja ya. Jangan ajak yang lain. Kita kan cuma sebentar disana. Kalo acaranya udah selesai, nanti juga langsung pulang" ujar Pak Robert.
"Iya. Makasih pak bu, udah izinin saya bawa Ify" jawab Zahra.
"Sekarang kamu pulang ya Zahra. Ini udah sore. Sampek rumah kamu langsung beresin barang barang kamu. Ify juga ya, beresin barang barangnya" sahut Bu Maryani.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-ZAHRA : After Married
Teen Fiction"DASAR DOKTER GILA. NGGAK WARAS. JANGAN SAMPEK GUE KETEMU LAGI SAMA LO" Namanya Zahra, Halwatuzahra Iva Kayla. Seorang gadis bar bar serta troublemaker. Memiliki sifat polos yang tiba tiba harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Ia telah...