"Saat seseorang mencintaimu, mereka tak harus mengatakannya. Kamu akan tahu dari cara mereka memperlakukanmu."
-FahrezaWilmanRamadhan
••••
Hanna dan Haris memicingkan mata dengan pria yang duduk dihadapannya ini. Pria itu nampak gugup dan takut. Ia memainkan jari jemarinya sendiri. Pria itu cukup tampan menurut mereka. Gaya berpakaiannya juga memasuki kriteria. Sepatu putih, kemeja biru tua dan celana jeans hitam. Parfum yang ia kenakan juga harum.
Zahra yang duduk disamping lelaki itu sesekali memberinya pelototan. Pertanda agar ia tidak gugup dan kelihatan gagah didepan mami dan papinya.
"Kamu pacarnya Zahra?" tanya Hanna dengan tatapan horor.
Didit susah payah menelan ludahnya. Zahra sudah beberapa kali menyenggol bahu dan menatapnya seakan ingin menerkam.
"Iya tante" terang Didit.
Sungguh. Pria cupu yang suka memakai celana kodokan itu sangat amat ketakutan. Ia seperti dihadapkan dengan singa juga harimau. Lebih menakutkan dari boneka annabelle. Didit berteriak dalam hati. Ia ingin lepas dari kandang macan. Ia ingin pulang sekarang.
Didit memang menyimpan rasa yang begitu dalam bagi Zahra. Namun lelaki itu terlalu takut dengan Zahra. Zahra memang tak pernah membentaknya. Menyentuhnya saja tidak pernah. Didit takut pada Zahra karna ia tau Zahra sering berkelahi disekolah. Gadis itu tomboy dan lebih mirip seperti psikopat.
Didit diam dan memilih memendam perasaannya karena Zahra selalu acuh padanya. Saat Didit mendekat, Zahra menjauh. Dan hari ini. Bagai tertimpa emas dari langit. Didit senang bukan kepalang. Zahra menghampirinya dan membutuhkannya. Saat itu juga Didit merasa berguna bagi Zahra. Ia pikir Zahra telah membalas perasaannya.
Ternyata tidak. Semua harapan dan tebakannya itu meleset. Zahra tidak bermaksud untuk memanfaatkan Didit. Ia hanya meminta pertolongan kepadanya. Setelah memalak uang abangnya tadi, Zahra langsung menyeret Didit untuk pergi ke pasar.
Flashback on
Keadaan pasar dipagi menjelang siang ini sangat ramai. Banyak pembeli yang berlalu lalang. Zahra dan Didit telah menyatu diantara pedagang dan pembeli itu. Zahra bersedekap dada. Menyentuh dagunya sendiri berkali kali layaknya orang berpikir.
"Zahra. Kita mau ngapain kesini?" tanya Didit sambil membenarkan kaca matanya.
"Gue mau dandanin lo. Gue mau sulap lo biar jadi pangeran berbadak cula. Lo mau kan? Kalo lo nolak, gue tetep paksa lo" ujar Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-ZAHRA : After Married
Teen Fiction"DASAR DOKTER GILA. NGGAK WARAS. JANGAN SAMPEK GUE KETEMU LAGI SAMA LO" Namanya Zahra, Halwatuzahra Iva Kayla. Seorang gadis bar bar serta troublemaker. Memiliki sifat polos yang tiba tiba harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Ia telah...