36. Wanita Ular

4.7K 234 3
                                    

Instagram @putrilovaa_
Reza yang tengah sibuk makan roti tawar dan selai kacang tertawa kecil berkali kali. Pria itu menggelengkan kepalanya melihat Zahra yang kalang kabut menata buku pelajarannya disofa. Dapur dan meja makan jaraknya memang dekat dengan ruang tamu. Jadi Reza bisa melihat wajah lucu istrinya yang tengah kesusahan.

Karena tengah malam tadi Zahra terbangun, jadi sekarang ia kesiangan lagi. Bahkan gadis itu masih belum sempat menyisir rambutnya. Zahra kewalahan memasukkan buku buku tebal itu kedalam tasnya. Dia menghembuskan nafasnya kasar dan kelopak putih matanya ia arahkan ke atas. Saat ini Zahra masih kelas 11 namun dia sudah mempunyai banyak buku tebal. Bagaimana nasibnya jika kuliah nanti? Seberapa tebal buku yang akan ia tenteng setiap harinya?

Setelah selesai memasukkan buku, Zahra berdiri didepan cermin dan menyisir rambutnya dengan gerakan kilat. Meskipun waktunya mepet, kali ini Zahra ingin sedikit mengganti model rambut. Dia mengepang rambut depannya menjad dua lalu ia ikatkan dibelakang bersama rambut rambutnya yang lain hingga membentuk kuncir kuda.

"Haaa, ini gimana cara masang dasinyaaa" resah Zahra.

Zahra memang terkadang suka mengikatkan dasi Reza. Tapi itu juga tidak berbentuk. Dia hanya mengikatnya asal dan bentuknya pun tidak rapi. Sebenarnya Zahra sendiri tidak bisa mengikat dasi. Untuk sekolah pun dia menyuruh Ify untuk memasangkannya.

Reza yang melihat kegelisahan istri kecilnya pun langsung menelan semua roti tawarnya dan meneguk segelas air putih. Dia beranjak dari meja makan dan mendekat ke arah Zahra. Reza mengambil alih dasi yang sebelumnya ada ditangan Zahra. Pria itu juga menarik tangan Zahra agar gadis itu bisa berdiri.

"Kalo nggak bisa ngiket ngomong. Jangan malah kebingungan gitu" ujar Reza sambil mengikatkan dasi pada kerah baju Zahra.

"Ya kan lo lagi makan. Ntar lo ngamuk lagi kalo gue ganggu suruh masangin dasi" jawab Zahra.

"Ya nggak lah. Dirumah sakit kan ntar bisa makan lagi. Tapi, ini lo udah telat banget. Lo nggak apa apa?"

"Iya juga sih. Kalo gue bolos aja gimana?"

"Apa apaan lo. Nggak, gue nggak bakal ngebiarin lo bolos. Biarin lo dihukum sama guru lo gue rela daripada gue harus ngeliat lo bolos kayak gelandangan"

"Ck. Lo nggak kasian apa sama gue? Udah telat, dihukum, dimarahin. Coba aja lo ada diposisi gue"

"Dan gue juga udah pernah ada diposisi lo. Tapi gue nggak pernah tuh bolos"

"Cihh, jadi cowok kok nggak suka sama hal yang menantang. Main bekel aja lo sono" gumam Zahra kecil.

"Apa? Tadi lo bilang apa? Ulangin sekali lagi"

"Hah? Eeee... Nggak. Gue nggak bilang apa apa kok" jawab Zahra gelagapan sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Tok tok tok

Reza dan Zahra menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan itu. Mereka mengernyitkan dahinya bingung. Siapa yang bertamu sepagi ini? Apakah orang tua mereka? Tetapi rasanya tidak mungkin. Karena pintu tak kunjung terbuka, ketukan tersebut lama kelamaan semakin kuat.

"Siapa sih? Nggak pernah diajarin sopan santun apa sama orang tuanya?" kesal Reza.

"Kelamaan kali nunggu pintunya kebukak. Ya udah ayo buruan buka pintunya" ajak Zahra.

Mereka berdua berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Mata keduanya membulat sempurna ketika melihat siapa yang datang. Gadis yang menjadi keterkagetan Zahra dan Reza pun awalnya terkejut. Namun sesaat kemudian ia menyunggingkan senyum liciknya.

"Kenapa? Kaget liat gue udah balik ke Indonesia?" tanya Nadine.

Reza kembali ke tatapan datar, selalu saja seperti itu saat ia menatap Nadine. Sedangkan Zahra mulutnya masih menganga lebar. Dia melihat lekuk tubuh Nadine dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sekarang penampilan Nadine berubah drastis.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang