62. Terbaring Lemah

6.9K 216 1
                                    

Brakk!

Reza tersentak kaget saat mendengar suara tersebut. Pria itu langsung bangun dari duduknya dan melihat pigura foto Zahra yang memakai seragam SMA jatuh ke lantai. Kedua tangan kekarnya ia ulurkan untuk meraih foto itu. Dipegangnya foto yang kacanya sedikit retak tersebut.

"Yahh.... Kok pecah sih" gumam Reza.

Tiba tiba saja saat memegang foto itu, Reza langsung teringat akan Zahra. Entah mengapa, perasaannya mengatakan bahwa sedang terjadi sesuatu terhadap Zahra. Tapi sesaat kemudian Reza menggelengkan kepalanya cepat. Mencoba untuk menepis pikiran buruknya. Mungkin itu hanya perasaan Reza saja.

Pria itu menaruh kembali pigura foto yang sudah retak tersebut diatas meja. Dia berjalan untuk duduk kembali pada kursinya. Reza memegang kepalanya sendiri. Yang ada di otaknya sekarang hanya Zahra. Perasaannya semakin tidak enak saat kepalanya menoleh ke arah foto tadi.

"Gue telfon Zahra aja deh. Semoga dia nggak kenapa napa" gumamnya.

Reza merogoh saku jas dokternya lalu mengeluarkan benda pipihnya. Jari jemarinya mengetikkan sebuah nama dan memanggilnya. Namun disebarang sana tak ada sahutan sama sekali. Telepon itu memang tersambung, tapi Zahra tak mengangkatnya. Reza menjauhkan ponselnya dari telinga ketika tak mendapat jawaban.

"Zahra dimana sih. Ini kan udah jamnya pulang. Apa dia masih di jalan?" gumamnya lagi.

Reza tak menyerah disitu. Dia terus berusaha menghubungi Zahra berkali kali. Pria itu menghembuskan nafasnya perlahan. Mau sampai ia memanggil hingga beberapa kali pun panggilan itu tetap tidak akan terangkat. Reza semakin khawatir kepada Zahra. Firasatnya mengatakan bahwa Zahra sedang tidak baik baik saja. Ada hal buruk yang sedang menimpa istrinya.

Ceklek!

Reza mendongakkan kepalanya saat mendengar decitan pintu ruangannya yang lumayan keras. Diambang pintu tersebut ada seorang pria seumurannya tengah mengatur nafasnya yang tersengal sengal.

"Eh lo tau sopan santun nggak? Kalo mau masuk tuh ketuk pintu dulu" ujar Reza sedikit kesal.

"Nggak ada waktu buat ketuk pintu. Ini gawat udah urgent pokoknya" jawab Farel masih ngos ngos an.

"Apanya yang gawat?" tanya Reza tak mengerti.

"Bini lo Zaaa, bini looo"

"Zahra kenapa?"

"Bini lo kecelakaan"

"Apa? Zahra kecelakaan?"

"Cepet kita ke rumah sakit sekarang. Bini lo kritis"

"Dimana?"

"Di Rumah Sakit Cempaka"

••••

Reza berlari kalang kabut menyusuri koridor rumah sakit yang ramai dipenuhi pengunjung. Dibelakangnya diikuti Farel yang juga berlari, berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Reza. Pria itu berlari sangat kencang sehingga Farel tak bisa menyamai langkahnya.

Pikiran Reza kalut akan keadaan Zahra. Reza takut kecelakaan Zahra parah hingga mengakibatkan sesuatu kepada Zahra. Ini semua sungguh diluar dugaan Reza. Dia sama sekali tak berpikir bahwa istrinya akan mengalami kecelakaan. Kejadian hari ini begitu mengejutkan Reza.

"Zahra dimana?" tanya Reza saat melihat teman teman Zahra duduk disebuah kursi.

"Masih di ICU" jawab Ify berlinangan air mata.

Reza menjambak rambutnya sendiri lalu menghadap ke arah tembok yang ada disampingnya. Dia menempelkan kedua tangannya pada tembok. Reza memukul tembok tersebut menggunakan kedua tangannya sendiri dengan keras hingga menimbulkan sakit pada jarinya. Namun sakit yang Reza rasakan saat ini tidak sebanding dengan sakit yang Zahra rasakan.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang