64. I LOVE YOU ZAHRA (END)

13.5K 323 5
                                    

Sudah satu minggu Zahra dirawat dirumah sakit. Selama satu minggu itupun hanya ada tangisan dikalangan orang orang yang Zahra sayang. Senyum seutas pun sama sekali tidak mereka perlihatkan. Matanya terus mengeluarkan cairan bening dengan deras.

Doa doa juga selalu mereka panjatkan kepada Zahra. Mereka senantiasa berdoa, memohon kepada Allah agar Zahra bisa segera sembuh. Melihat Zahra terbaring tak berdaya di rumah sakit, membuat hati mereka terasa hancur. Hari harinya pun mereka habiskan dirumah sakit.

Setiap hari satu persatu dari mereka masuk, menjaga Zahra secara bergantian. Meskipun gadis itu tak bisa membuka mulutnya, tapi mereka tetap berusaha mengajak Zahra berbicara. Berharap, supaya Zahra bisa bereaksi karena diajak berbicara.

Reza pun sempat putus asa dan menangis kencang setelah kejadian Nadine ingin membunuh Zahra. Waktu itu, sehabis Nadine diseret keluar oleh ketiga temannya, tiba tiba saja Zahra drop. Denyut nadi nya semakin melemah.

Saat itu, Reza sudah ketakutan. Takut akan kehilangan gadis kecil yang ia cintai. Pasti hari harinya akan berubah menjadi kelabu jika Zahra tak ada disisinya. Tapi, bersyukur karna Zahra masih bisa selamat. Denyut nadi nya kembali normal. Mendengar kabar bahwa keadaan Zahra sudah normal, Reza bernafas lega.

Tetapi tetap saja, kedua matanya masih tertutup dengan rapat. Hanya hembusan nafas Zahra yang bisa Reza dengar. Setiap hari, menit bahkan detik Reza selalu berada disamping Zahra. Mengajaknya berbicara, menceritakan sesuatu hal yang Zahra suka, mengajaknya jalan dan makan es krim.

Reza tau bahwa semua usahanya itu akan sia sia. Bahkan semenjak Zahra koma, Reza tak mau pergi ke rumah sakit. Semua tugasnya sudah ia serahkan kepada Farel. Jika biasanya Farel akan marah ketika Reza tiba tiba menyerahkan tugasnya, namun kali ini berbeda. Farel sungguh paham bagaimana kondisi Reza saat ini.

Pria itu tidak nafsu makan. Semakin hari berat badannya semakin berkurang. Wajahnya sedikit pucat dan dia sering mengeluh sakit kepala. Reza juga tidak cukup tidur. Seharian penuh pria itu duduk tepat disamping Zahra. Memegang dan memeluk sebelah tangan yang sama sekali tak bergerak itu. Membelai lembut rambut hitamnya serta mengusap perlahan pipi gembulnya.

Reza tidak kuat jika melihat keadaan Zahra saat ini. Jika saja dia tau rencana Nadine akan berlangsung secepat ini, pasti Reza akan menggagalkan itu semua. Sungguh, dia tak mau istri kecilnya kenapa napa. Separuh jiwa dan raganya sudah ia berikan untuk Zahra. Jika Zahra sakit, Reza lebih sakit. Jika Zahra senang, Reza akan lebih bahagia.

Tak banyak yang Reza harapkan untuk hari hari berikutnya. Yang ia inginkan saat ini hanya kesembuhan Zahra. Reza ingin melihat senyum manis yang mengembang di bibir gadis itu. Reza ingin mendengar rengekan Zahra ketika dia meminta sesuatu. Semua hal itu sangat Reza rindukan.

Tanpa sadar, air mata Reza mengalir lagi dengan deras. Pria itu menundukan kepalanya dan menangis begitu hebat. Reza ingin menggantikan posisi Zahra saat ini.

"Sayang. Kamu kapan sih bangunnya? Aku kangen sama kamu" ujar Reza menatap Zahra sendu.

"Kalo kamu bangun, aku bakal turutin semua permintaan kamu"

"Jalan, makan es krim, nonton, atau apapun itu aku akan temenin kamu"

"Tapi pleasee. Buka mata kamu"

"Kamu tau nggak? Aku nggak pernah lewatin satu hari pun tanpa kamu. Aku selalu disini, nemenin kamu. Bahkan aku juga nggak kerja, karna aku nggak bisa ninggalin kamu. Nanti, kalo kamu udah bangun, aku pengen aku yang jadi orang pertama yang liat itu semua. Aku sayang sama kamu Zahra. Aku mohonnn, buka mata kamu sekarang. Jangan tinggalin aku"

Pria itu menundukkan kepalanya lagi. Lidahnya serasa kelu untuk mengatakan kalimat lagi. Rasa sesak didadanya tiba tiba saja muncul. Istrinya sama sekali tidak menjawab ucapannya. Reza semakin terisak. Dia ingin Zahra sadar sekarang juga. Sudah lama Reza menanti momen itu. Tapi sampai kapan penantian itu akan berlangsung?

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang