35. Tengah Malam

4.7K 243 0
                                    


Zahra mengeryipkan matanya berkali kali. Dia sedikit menggeliat dan merasakan berat diperutnya. Seperti ada sesuatu yang berada diatas perutnya. Saat Zahra lirik ke bawah, ternyata itu adalah tangan Reza. Dia menghela nafas perlahan. Gaya tidur Reza memang agak aneh. Reza menganggap bahwa seakan akan Zahra itu adalah guling.

Seperti sekarang, kaki Reza yang sebelah berada diatas kaki Zahra. Satu tangannya berada dibawah leher Zahra dan satunya lagi memeluk erat perut serta pinggang Zahra.

Gadis itu mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru ruangan. Mata kecilnya tak sengaja melihat alat pengukur waktu yang baru menunjukkan pukul 00.44. Ternyata sudah memasuki waktu tengah malam.

Perut Zahra berbunyi dan terasa perih. Dia meremas perutnya sendiri yang kelaparan. Zahra baru ingat bahwa dari tadi siang dia belum makan. Terakhir Zahra makan martabak keju dan itu juga langsung ia muntahkan. Sekarang perutnya berteriak minta makan.

"Reza... Reza bangun donggg" ujar Zahra sambil menggoyang goyangkan tubuh Reza.

Zahra menghela nafasnya perlahan. Ia tau jika Reza pasti kelelahan dan mengantuk berat karena seharian ini sibuk dirumah sakit. Tapi dia juga tak berani turun sendiri ke bawah disaat tengah malam begini. Zahra pasti tidak akan bisa tidur dengan keadaan perut lapar seperti ini.

"Reza bangun dulu donggg sebentar. Ntar tidur lagi"

"Hmm"

Zahra makin serba salah. Reza hanya menggumam kecil dan malah semakin mengeratkan pelukannya. Perutnya lama kelamaan lapar. Zahra sudah tak tahan lagi. Yang ia pikirkan sekarang hanya makan.

"Rezaaa... Bangunnnn... " rengek Zahra.

Zahra melepaskan tangan dan kaki Reza. Tapi pria itu kembali menaikkan tangan dan kakinya ke tubuh Zahra. Selalu saja seperti itu berulang ulang kali. Zahra memiringkan tubuhnya dan beralih memeluk Reza. Setelah itu ia menepuk nepuk pipi Reza dan menusuk menggunakan jarinya.

"Rezaaa... Gue laperrrr... Bangun donggg"

"Eunghh, apaan sih Ra?" lenguh Reza dengan suara beratnya.

"Gue laperrr. Buruan bangun bentar doangg"

"Nggak mau"

"Rezaaa... "

"Hmm"

"Kalo lo nggak mau bangun, gue nggak bakalan kasih lo anak"

Reza membuka matanya lebar lebar, "Lah, kok gitu?"

"Ya makanya buruan bangunnn... Gue laperrrr pengen makannn" rengek Zahra.

"Ya udah ayo"

Kedua pasangan suami istri itu beranjak dari kasur dan berjalan menuruni tangga. Reza masih berjalan gontai karena rasa kantuknya masih menjalar disekujur tubuh. Sedangkan Zahra berjalan dengan santai lantaran ia memang sudah tidak mengantuk.

Reza mendudukkan tubuhnya diatas kursi dapur. Kepalanya ia topangkan diatas meja beserta tangannya. Matanya kembali tertutup dengan rapat.

"Reza kok lo tidur lagi sih?" tanya Zahra.

"Haduhhh apa lagi sih Raaa Ya Allahhh. Gue mau tidur dengan tenang kayaknya susah banget sihhh" kesal Reza.

"Gue mau makan mi instan. Tapi gue maunya lo yang masakin"

"Tangan lo kan masih utuh dua. Ngapain lo nyuruh nyuruh gue?"

"Ya kan lo suami gue"

"Gue suami lo, bukan pembantu lo yang bisa lo suruh suruh"

"Za buruan donggg. Gue udah laper bangett"

"Nggak mau. Lo masak sendiri aja. Gue ngantuk mau tidur"

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang