18. Berakhir di Rumah Sakit

8.2K 338 7
                                    

"ABANGGGG ANTERIN ZAHRA PULANGGG"

"Aduhh dekk jangan nyeret² gini dong. Kita diliatin sama orang²"

"BIARINN. MEREKA KAN PUNYA MATA. HIKSS ZAHRA BILANGIN KE MAMI KALO ABANG NGGAK MAU NGANTERIN ZAHRA PULANGGG"

"dek bangun duluu. Abang mau ngomong"

Risky menarik kedua tangan Zahra agar gadis itu mau berdiri. Ya, seusai bel pulang telah berbunyi nyaring Zahra langsung berlari menghamipir Risky di kelasnya karena Zahra mau nebeng. Tapi Risky menolaknya mentah mentah. Hari ini ia ada janji dengan pacar barunya.

Ketika Risky berjalan melewati koridor, Zahra mengikutinya dan tetap memaksa Risky untuk mengantarkannya pulang. Risky kembali menolak dan Zahra malah menangis kencang sambil memeluk kaki Risky.

"Dek. Gue mau nonton sama pacar baru gue. Emang suami lo kemana sih?" tanya Risky.

"Reza kan belum pulang. Pulangnya masih ntar malem" jawab Zahra.

"Ya udah. Lo naik angkot aja sono, atau naik ojek. Nih, abang kasih duit lebih. Buat ngemil lo sama buat nafas"

Zahra menyaut cepat 5 lembar uang berwarna merah yang disodorkan oleh Risky. Tangannya mengelus lembut beberapa lembar uang itu. Zahra senang dan cekikikan sendiri. Padahal tadi niatnya cuma mau nebeng, eh malah dikasih duit. Rezeki istri solehah emang.

"Oke. Zahra pulang naik ojek. See you soon abanggg" ujar Zahra dadah dadah cantik lalu pergi.

Risky masih cengo menatap kepergian sang adik. Semenjak Zahra menikah, otaknya semakin tidak waras dan sifatnya semakin menyebalkan.

"Bilang aja kalo modus mau minta duit" cibir Risky pelan.

••••

Zahra merebahkan badannya di sofa ruang tamu. Ia melirik arlojinya sekilas. Jam baru menunjukkan pukul 15.22. Zahra menghembuskan nafasnya cepat. Badannya terasa lelah hari ini. Seketika ia ingat obrolan Reza tadi siang. Pria itu bilang akan pulang cepat. Zahra mendengus kesal.

"Omongan cicak darat emang nggak bisa dipercaya" gumam Zahra.

Tiba tiba Zahra merasakan ada yang tidak enak dengan perutnya. Gadis itu meremas perutnya kuat. Rasanya sakit. Zahra segera berlari menuju kamar mandi, berniat untuk menuntaskan buang hajatnya.

Namun baru saja Zahra keluar kamar mandi, ia sudah kembali masuk lagi ke dalam. Perutnya semakin bergejolak dan mulas. Sudah beberapa kali Zahra bolak balik kamar mandi hingga tubuhnya lemas. Saat ini pun gadis itu masih duduk di dalam kamar mandi.

••••

"SAYANGGG AKU PULANGGG"

Reza mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Sepi. Seperti tidak berpenghuni. Reza beberapa kali meneriaki nama Zahra namun gadis itu tak menjawab. Pria itu melirik arlojinya, jam sudah menunjukkan pukul 16.48. Hari sudah sore dan sebentar lagi petang. Zahra pasti sudah pulang dari sekolah. Tetapi dimana dia?

"ZAHRAAA" teriak Reza.

Reza memilih untuk melepaskan jas dokter serta dasi yang masih melekat di tubuhnya. Tinggalah kemeja, celana serta sepatu yang masih ia pakai. Reza berjalan pelan menaiki tangga berniat untuk membersihkan dulu. Setelah itu ia akan menghubungi Zahra atau mencarinya.

Reza mengernyitkan dahi bingung. Ia memutar mutar knop pintu namun tak kunjung terbuka. Reza menempelkan telinganya pada pintu berwarna putih tersebut. Terdengar suara gemericik air.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang