26. Unjuk Foto

6K 286 6
                                    

Pagi yang cerah sedang dinikmati oleh sepasang suami istri dengan bercengkerama ria disofa ruang tamu sambil menonton televisi. Bukan Reza yang menonton, lebih tepatnya hanya Zahra. Reza jelas tidak suka dengan acara dihapadannya ini. Karena istrinya sedang menonton film si kembar yang tidak kunjung lulus dari TK. Apalagi kalau bukan kartun Upin & Ipin?

Ya, pagi ini Zahra tidak berangkat sekolah karena kemauan Reza. Reza juga tidak berangkat ke rumah sakit hari ini. Semua tugasnya ia serahkan kepada Farel.

Seluruh umat manusia dibumi juga tau kartun ini. Si kembar yang ditonton semua umur sampai mereka hafal alur dari cerita tersebut. Setiap hari, Zahra tak pernah absen menonton kartun itu. Apalagi jika ulah si kembar itu mengundang tawa, Zahra akan tertawa lepas dan susah untuk berhenti.

Reza sendiri selalu bingung dengan Zahra. Apa yang ia sukai dari kartun ini? Bahkan Reza sama sekali tidak mengerti jalan ceritanya. Setiap Zahra tertawa lepas, pasti Reza yang akan jadi sasaran tabokannya. Zahra tertawa hingga perutnya sakit dan seperti cacing kepanasan.

"Udah ketawanya? Lagian apa sih yang diketawain?" tanya Reza.

"Cihhh, kau berak kak Ipin?"

"HAHAHAHA"

(Penggemar Upin Ipin pasti tau episode yang ini,hihi)

"Aduh aduhhhh berakkk. Hahahaha"

Reza mendengus kesal. Selalu saja begini. Perannya sebagai suami telah tergantikan oleh kartun bocah TK itu. Zahra tertawa sangat kencang hingga keringat mulai bercucuran dari pelipisnya. Tangan Reza terulur untuk mengusap keringat itu dengan jari jarinya dengan lembut.

"Jangan kenceng² ketawanya. Ntar giginya lepas" ujar Reza memperingatkan.

"Mana bisa coba lepas?"

"Bisa lah. Tok Dalang aja giginya pernah lepas. Lepasnya semua lagi, ngga cuma satu"

"Itu kan gigi palsu"

"Udah dong nontonnya. Aku nggak ngerti banget sumpah sama kartunnya"

"Masih iklan juga"

Reza mencibikkan bibirnya kesal. Keinginannya selalu terkalahkan oleh cucu Opah itu. Disini Reza seperti tidak dianggap. Padahal niatnya hari ini adalah quality time dengan Zahra. Romantis romantisan, bukan tabok tabokan.

Ada sedikit perubahan mengenai panggilan diantara mereka berdua. Zahra ingin mengubah panggilan mereka dari aku-kamu menjadi lo-gue lagi. Karena menurutnya, lo-gue itu lebih cocok. Zahra sedikit kaku memang jika memanggil dengan aku-kamu.

Reza sempat menolak mentah mentah. Panggilan aku-kamu itu sudah sangat bagus untuk sepasang suami istri seperti mereka. Reza terus mendesak Zahra agar ia tidak mengubah panggilan dari mereka. Dan akhirnya Zahra berkata, "Pakek lo-gue aja lebih keren. Aku-kamunya nanti aja kalo lagi melow".

Reza mangap mangap saat mendengar. Mereka sedang tidak bermain drama, Reza tetap kukuh pada pendiriannya. Namun, sekuat apapun Reza menolak Zahra tetap memaksa dan tidak menyerah. Bahkan tadi Zahra sempat menggodanya dengan berbagai hal. Mulai dari mencium pipi serta bibir Reza, memeluknya dengan erat, mendusel dusel pada dada bidang  Reza. Dan semua perlakuan Zahra itu membuat Reza tidak kuat dan memilih untuk pasrah.

"Umur lo berapa tahun sih sebenernya?" tanya Zahra memecah keheningan.

"Gue masih muda kali, belum tua tua amat" sewot Reza.

"Mudanya tuh berapa tahun?"

"23 tahun"

"Serius 23? Gue kira umur lo udah 45 tahun" ledek Zahra disertai kekehannya.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang