06. Hari H

11.1K 606 6
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya, Halwatuzahra Iva Kayla binti Haris Setiawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH"

"Alhamdulillah"

Setelah mendengar jawaban itu dari para tamu, penghulu dan mempelai pun bernafas lega dan mengucap hamdalah.

Tepat pada hari ini adalah hari pernikahan Zahra dan Reza. Zahra sudah lelah membantah omongan Hanna dan Haris. Sekuat apa pun Zahra membatalkan perjodohan ini, tetap saja tidak bisa. Keberuntungan tak berpihak padanya.

Reza bernafas lega saat ia berhasil mengucap ijab qabul dengan lantang dan jelas. Sebelumnya ia sangat gugup. Wajar saja jika pria seperti Reza gugup. Ini pernikahan pertama dan terakhirnya. Reza bersyukur karna mulai hari ini, Zahra sudah menjadi istri sahnya.

Reza sempat terpana dengan kecantikan Zahra. Gadis polos, lugu dan menyebalkan itu persis bak bidadari. Gaun putih dan riasan serta tiara kecil, make up natural telah menambah kecantikan Zahra.

Reza mengulurkan tangannya pada Zahra. Zahra diam. Bingung. Cengo. Ia tak mengerti dengan uluran tangan Reza. Gadis itu menatap tangan serta wajah Reza secara bergantian.

"Lo cium tangan gue. Kalo orang udah nikah tuh emang gini" bisik Reza.

"Emang gitu?" tanya Zahra polos.

Akhirnya gadis itu paham dan mencium punggung tangan Reza. Reza pun beralih mencium kening Zahra singkat.

Resepsi pernikahan berjalan dengan lancar. Tamu yang diundang pun hanya rekan kerja Haris dan Ardi. Reza dan Zahra pun hanya mengundang teman dekat mereka. Tak banyak orang yang tau akan pernikahan tertutup ini.

"Selamat ya bro. Akhirnya lo nikah juga" ujar Farel sambil memeluk Reza ala lelaki. Di rumah sakit Medika Farma, siapa yang tak mengenal Reza dan Farel? Dua orang dokter muda dan parasnya yang tampan. Banyak perawat yang betah kerja disana karena ketampanan Reza dan Farel.

"Kapan nyusul gue lo?" tanya Reza.

"Tungguin dong. Calon aja belum punya" jawab Farel dramatis.

"Zahraaaa. Nggak nyangka gue, ternyata lo udah kawinnn" teriak Ify sambil memeluk Zahra erat. Zahra terbatuk dan menepuk kasar punggung Ify agar ia melepaskan pelukannya.

"Hehe, sorry Ra. Gue kelepasan" ujar Ify memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Lo emang niat mau bunuh gue" jawab Zahra sambil memicingkan mata.

"Zahra selamat ya. Febby nggak nyangka kalo Zahra hari ini nikah. Perasaan, baru kemarin Febby ketemu sama Zahra" sahut Febby.

"Makasih. Lo cantik banget hari ini. Didandanin siapa?" tanya Zahra sambil memegang kedua tangan Febby.

"Didandanin sama Ify"

"Oh. Sama si lampir. Gue kira lo dandan di salon" jawab Zahra ketus.

"Sahabat nggak tau diri lo" sungut Ify.

Farel diam dan memperhatikan salah satu teman Zahra. Matanya terkunci pada gadis itu. Gadis yang menurut Farel sederhana. Ia memang tak secantik Zahra dan Ify, namun kesederhanaan itulah yang membuat hati Farel tertuju padanya.

Farel menyenggol bahu Reza berkali kali, "Za za. Tuh cewek namanya siapa?" Tanya Farel.

"Yang mana?" tanya Reza.

"Ituuu.. Yang pake dress warna pink"

"Temennya Zahra"

"Gue juga tau dodol. Gue nanya nama dia siapa?"

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang