46. Pelukan

4K 190 2
                                    

Reza menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya sendiri. Ia sibuk berdandan didepan cermin karena hari ini ia akan bertemu dengan Zahra. Reza begitu tersiksa saat menjalani satu hari tanpa Zahra. Pria itu seperti tidak memiliki semangat hidup lagi.

Namun untuk kali ini Reza sangat bersemangat. Satu hari tak bertemu Zahra, bagaikan satu tahun mereka tak bertemu. Satu hari itupun mereka berdua sama sama memendam rindu. Dan sebentar lagi Reza dan Zahra akan menghilangkan rasa rindunya.

Reza merapikan jaket bomber berwarna hijau tuanya itu. Ia menyemprotkan parfum beraroma mint pada seluruh tubuhnya. Reza juga mencium jaketnya sendiri agar memastikan bahwa parfum itu beraroma wangi.

Setelah dipastikan wangi itu dapat memabukkan orang yang menciumnya, Reza langsung meraih kunci mobil yang tergeletak dimeja kamarnya. Pagi pagi tadi Reza sengaja bangun untuk membersihkan rumahnya.

Ia tidak ingin membuat Zahra kelelahan karena harus mengurus rumah. Jika untuk masalah makanan, Reza tidak terlalu memikirkan itu. Dia bisa memesan delivery order jika sewaktu waktu Zahra lapar dan meminta makan.

"Baby, i'm coming" ujar Reza pada dirinya sendiri.

••••

Zahra tak melunturkan senyumnya dan terus menerus menatap ke arah luar jendela. Mata bulatnya masih sibuk mengamati pemandangan indah dari atas. Banyak gedung gedung menjulang tinggi yang bisa Zahra liat. Ia baru merasakan betapa senangnya menaiki pesawat.

Apalagi jika pesawat tersebut melewati awan putih, pasti rasanya akan beda. Seperti sedang melindas sebuah bebatuan jika mengendarai motor atau mobil.

"Zahra"

Zahra berdehem dan memutar kepalanya ke samping untuk menatap Ify, "Ntar lo dijemput apa gimana?" tanya Ify.

"Gue nanti dijemput kok sama Reza" jawab Zahra.

"Ohh gitu. Kirain lo nggak dijemput"

"Emangnya kenapa? Lo nggak dijemput?"

Ify menggelengkan kepalanya kuat, "Enggak. Bokap sama nyokap gue lagi ada diluar negeri. Berangkatnya juga baru kemarin sore"

"Bang Risky ngga jemput lo?"

"Gue nggak enak mau minta jemput"

"Ck. Yaelah Ifyyy. Ngapain juga lo pakek acara nggak enak enakan segala sama abang. Bukannya lo paling terbuka sama bang Risky ya?"

"Iya sih. Tapi gue"

"Lo ada masalah sama abang?" potong Zahra cepat.

Gadis bertubuh mungil itu memicingkan mata ketika Ify hanya diam membungkam mulut. Ia tau persis bagaimana sifat sahabatnya ini. Jika Ify diam ketika ditanya, pasti jawabannya adalah 'iya'.

"Nggak usah dijawab. Gue udah tau jawabannya" ujar Zahra tiba tiba.

"Sekarang lo jawab pertanyaan gue. Lo kenapa sama bang Risky?" sambungnya.

"Akhir akhir ini, gue ngerasa ada yang beda sama abang lo Ra" jawab Ify pelan.

"Beda gimana maksud lo?" tanya Zahra tidak mengerti.

"Dia kayak agak cuek gitu sama gue"

"Lo serius?"

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang