45. Prank Text

3.7K 185 5
                                    

Zahra merebahkan tubuhnya diatas kasur king size yang empuk dan nyaman. Kini hari telah berganti menjadi malam. Suara binatang malam yang bersautan membuat mata Zahra susah untuk terpejam. Matanya ia putar untuk menatap sahabatnya yang sudah terlelap dalam mimpi. Jika Ify telah tidur pulas seperti itu, ia akan susah dibangunkan.

Lagipula Zahra juga tidak mau mengganggu tidur Ify. Gadis itu seharian ini telah menemani Zahra hingga lomba selesai. Ify pasti lelah karena Zahra. Ia merasa tidak enak dengan Ify. Untuk kali ini ia telah sangat merepotkan Ify.

Seketika Zahra teringat jika sejak kedatangannya di Bandung, ia belum mengabari Reza. Alat pengukur waktu telah menunjukkan pukul 23.28. Ia ingin menghubungi Reza saat ini. Tapi Zahra takut jika Reza sudah tidur. Pria itu pasti kelelahan setelah merawat pasien dirumah sakit.

Tetapi Zahra kembali berpikir. Sedari tadi Reza pasti sedang menunggu kabar dari Zahra. Apalagi yang pertama Zahra hubungi adalah Sasa, bukan Reza. Gadis itu menyibak selimutnya lalu meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. Zahra melangkahkan kaki keluar dari kamar untuk menuju ke luar penginapan.

Setibanya disana, Zahra langsung duduk diatas sofa yang ada dipelataran penginapan. Udara malam saat ini lumayan dingin dan menusuk pada kulit Zahra. Ia mengelus bahunya sendiri berkali kali supaya rasa dingin itu sedikit berkurang.

Cepat cepat Zahra membuka lock screen yang bergambar foto pernikahannya dengan Reza dulu. Menatap layar ponselnya, Zahra tertawa kecil. Dulu, Zahra sangat tidak menyetujui perjodohannya dengan Reza. Karena pertemuannya dulu sangat menguras tenaga dan emosi.

Zahra memegang lutut dan sikutnya. Disana masih terdapat bekas luka. Karena memang dulu luka Zahra cukup parah dan sekarang jadinya masih meninggalkan bekas. Luka itu disebabkan oleh Reza yang mungkin dulu tak sengaja menabrak Zahra. Itu adalah awal pertemuan mereka.

Zahra pikir, Reza adalah pria yang sangat tidak bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri, Reza adalah pria paling kejam, angkuh dan sombong yang pernah ia temui. Namun semua dugaannya itu salah. Reza lebih dari itu. Ia adalah pria yang tampan, baik hati, lembut dan penyayang.

Awalnya Zahra tak menyangka jika jodohnya adalah seorang dokter sukses yang usianya saja terpaut jauh dengan dirinya. Tetapi Zahra bisa apa jika takdir sudah berkata seperti itu. Zahra hanyalah seorang gadis biasa yang tak luput dari kesalahan.

Anda
Reza, udah tidur ya?

Zahra menghembuskan nafasnya perlahan. Disana, terlihat last seen Reza pada pukul 21.13 dan centang satu. Dari situ, Zahra sudah mengira bahwa Reza telah tidur. Tapi selang beberapa detik, centang tersebut berubah menjadi centang dua. Last seennya juga berubah menjadi online. Zahra terkejut bukan main. Ternyata Reza masih belum tidur?

Hubby❤
Akhirnya kamu chat aku juga. Dari tadi aku nungguin kabar dari kamu tau nggak

Anda
Maaf. Tadi aku sibuk banget karna ngurusin lomba. Kamu jangan marah dong sama aku

Hubby❤
Enggak sayang. Aku nggak marah kok sama kamu. Gimana tadi lombanya? Seru nggak?

Anda
Biasa aja sih nggak gimana gimana

Hubby❤
Tapi tadi kamu menang loh. Aku liat tadi suara kamu bagus banget. Aku baru tau kalo kamu jago main gitar

Anda
Apasih Za. Nggak usah berlebihan gitu mujinya. Tanggung jawab loh ini udah terbang nggak bisa berpijak dibumi tercinta lagi

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang