53. Zahra Menangis?

4.1K 168 3
                                    

Gadis yang masih memakai seragam SMAnya dengan lusuh sedang menangis tersedu sedu dipinggir jalan raya. Zahra terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran dari dua sahabatnya dan Farel. Pikirannya sekarang tengah kacau. Zahra masih kaget dan tak percaya dengan kejadian hari ini.

"ZAHRA TUNGGUUUU"

"BERHENTI RAAAA"

"ZAHRA AWASSS ADA MOBILLLL"

Zahra menghentikan lariannya saat melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan penuh tepat dihadapannya. Niatnya tadi ingin menyebrang. Gadis itu tersentak kaget saat tangannya sudah ditarik kuat hingga akhirnya dia selamat dari tabrakan itu.

Zahra semakin shock dan nafasnya tidak teratur. Dadanya sudah naik turun karena terlalu kaget.

"Zahraaa, alhamdulillah lo selamet" ujar Ify.

"Ya ampunnnn Zahraaa. Lo tadi hampir aja ditabrak mobil" tambah Febby.

Zahra mendongakkan kepala untuk menatap Farel sang penyelamat hidupnya. Pria itu nampak khawatir dengan keadaan Zahra. Untung saja Farel dengan sigap menarik tangan Zahra hingga akhirnya nyawanya terselamatkan.

"Zahraa, Ya Allahhh. Gue bilang jangan nekat. Lo hampir mati tau nggak tadi. Untung aja gue masih bisa nyelametin lo" ujar Farel.

Zahra tak menghiraukan ucapan Farel. Dia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Gadis itu kembali menangis sesenggukan. Wajahnya semakin merah dan matanya sembab. Jika menangis, hanya pelukan yang Zahra butuhkan.

Tapi Zahra bingung harus memeluk siapa. Lelaki yang ada disini hanya Farel, dan tidak mungkin Zahra memeluk Farel. Meskipun dalam keadaan sedih, Zahra masih ingat sahabat. Febby pasti akan sedih jika Zahra berpelukan dengan Farel.

Ketiga manusia bumi itu tak tega melihat Zahra menangis seperti itu. Zahra yang biasanya ceria, tersenyum, tertawa, sekarang menjadi lemah dan rapuh. Hati yang dulunya selalu hangat kini berubah menjadi dingin. Ify dan Febby mendekat ke arah Zahra dan memeluk gadis itu dengan erat. Kedua tangan mereka senantiasa mengelus pundak Zahra dengan lembut supaya dia bisa tenang.

"Ra jangan nangis dong. Gue nggak tega kalo liat lo kayak gini" ujar Febby.

"Iya. Zahra yang gue kenal tuh orangnya pantang buat nangis. Terus kenapa sekarang malah nangis? Lo nggak perlu buang buang air mata yang berharga itu cuma demi cowok brengsek kayak Reza" tambah Ify.

"Kenapa hiks Reza nggak jujur aja sama gue? Hikss...hiksss. Kenapa bohong harus dijadiin alesan?" tanya Zahra disela sela tangisnya.

"Zahra. Gue kenal banget Reza dari dulu. Dia sebenernya juga nggak tega buat boongin lo. Reza cuma mau jaga perasaan lo biar lo nggak sedih" sahut Farel.

"Lo tau kan kalo kebohongan itu lama lama juga bakalan kebongkar" jawab Zahra.

"Iya gue tau. Gue lega karna lo tau dan liat pakek mata kepala lo sendiri. Daripada lo tau dari mulut orang lain? Lo pasti bakalan tambah sedih"

"Tapi gue udah sedih Farel. Hati gue sakit" lirih Zahra.

"Kita pulang aja yuk. Pulangnya ke rumah gue. Kalo lo masih belum siap ketemu Reza, lo bisa nginep dirumah gue" tawar Ify.

Zahra hanya mengangguk pelan yang artinya ia menyetujui ucapan Ify. Untuk jalan saja kaki Zahra rasanya kaku dan lemah. Disepanjang perjalanan air mata Zahra tak henti hentinya keluar. Bahkan semakin lama semakin mengalir deras. Zahra seakan akan tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. Dia tidak tau bahwa masalah dalam rumah tangga ternyata sebesar ini.

••••

Ify dan Febby menatap nanar keadaan sahabatnya yang sangat memilukan. Wajah serta hidungnya memerah, matanya sangat sembab dan badannya agak panas. Setelah lama menangis, gadis itu langsung tertidur dengan pulas dikamar Ify.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang