44. Dilanda Rindu

3.5K 190 0
                                    

Reza menatap kosong gelas berisi air dihadapannya itu. Kepalanya ia letakkan diatas meja dan jarinya ia gerakkan untuk menyentuh gelas tersebut. Ia menghembuskan nafasnya perlahan. Hari ini Reza sengaja tidak berangkat ke rumah sakit. Karena Zahra tidak ada, ia jadi malas untuk melakukan apapun.

"Udahlah Za, ngapain bengong² gitu?" tanya Sasa sambil menyiapkan makanan untuk Reza dan Ardi.

Sesuai permintaan Zahra tadi, kedua pasangan paruh baya itu langsung pergi ke rumah Reza. Saat dihampiri pun ternyata Reza malah mengurung diri di kamar. Pria itu tidur dengan posisi tengkurap. Ardi dan Sasa menghela nafasnya perlahan. Sudah dewasapun terkadang sikap Reza masih seperti anak kecil. Padahal pria itu sudah berumur dan telah menjadi seorang dokter.

"Kamu nggak usah terlalu mikirin Zahra. Dia pasti baik baik aja disana" tambah Ardi yang duduk disamping Reza.

Reza menegakkan badannya dan bersender pada kursi, "Lagian Zahra apaan coba? Kenapa malah ngabarinnya ke mama sih? Kenapa nggak ke Reza aja? Reza kan suaminya" sungut Reza.

"Tapi mama sama papa tuh mertuanya" jawab Sasa santai.

Reza merogoh saku celananya untuk mengeluarkan benda pipihnya. Ia lalu membuka lock screen yang bergambar foto Zahra. Reza menatap nanar layar ponselnya. Tak ada notif atau panggilan sama sekali dari Zahra. Belum lama di Bandung, apakah gadis itu sudah lupa dengan Reza?

Lelaki itu berdecak kesal dan meletakkan kasar ponselnya diatas meja. Ia mengacak acak rambutnya frustasi. Reza tersiksa dengan kepergian Zahra. Rindu yang ada di dalam dirinya semakin besar ketika Zahra tidak ada.

"Dari pada kamu banting banting hp gitu, mending hpnya buat papa" ujar Ardi sambil meraih ponsel Reza.

"Papa kan udah punya hp sendiri" jawab Reza.

"Ya elah Za. Sekali kali gitu beliin papa handphone baru. Kalo nggak mau beliin ya udah punya kamu ini aja buat papa"

"Hmm"

"Mendingan sekarang kalian makan. Nih mama udah masak lumayan banyak" sahut Sasa.

Wanita paruh baya itu mengambilkan nasi untuk Ardi dan Reza beserta dengan lauk pauknya. Pasangan suami istri tersebut makan dengan sangat lahap. Sedangkan Reza? Dia hanya memainkan nasi dan lauknya menggunakan sendok hingga menimbulkan suara. Kali ini Reza tidak nafsu makan.

Ardi dan Sasa kasihan melihat putra tunggalnya diam seperti itu. Terakhir kali Reza seperti itu adalah saat ia putus dengan Nadine. Kejadian itu sudah lama dan sekarang Reza bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Pertemuannya dengan Zahra membuat hari hari Reza sempurna dan bahagia. Namun kepergian Zahra ternyata juga berefek dahsyat bagi Reza.

Ddrrttt.... Drttt

Reza cepat cepat meraih ponselnya yang tadi tergeletak diatas meja. Ia dengan gesit mengangkat telefon itu dengan wajah sumringah tanpa melihat dulu siapa yang menghubunginya.

"Halo sayang? Kamu kemana aja sih? Kenapa nggak langsung ngabarin aku? Aku udah kangen banget sama kamu. Kamu kapan pulangnya? Masih lama yah?" tanya Reza.

"Ini beneran Reza kan? Kamu manggil aku sayang? Ya ampunnn Rezaaa. Udah lama aku nungguin panggilan itu dari kamu. Itu artinya kamu masih sayang dong sama aku? Aku udah pulang dari rumah sakit. Oh iya, ngomong ngomong kamu jahat banget sih tadi? Kenapa kamu malah ninggalin aku gitu aja? Kan aku jadi sendirian"

Reza diam dan mengernyitkan dahi bingung. Pria itu mengenal persis Zahra dan itu bukan suara Zahra. Ia menjauhkan ponselnya dan menatap layarnya. Reza semakin tidak mengerti dan menggelengkan kepalanya pelan. Ternyata itu bukan panggilan dari Zahra, melainkan dari Nadine.

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang