Zahra turun dari mobil Reza sambil melebarkan senyum termanisnya. Pagi ini Reza sangat bersikap romantis padanya. Seperti saat ini, Reza membukakan pintu kepada Zahra. Hanya perlakuan kecil, namun berhasil membuat Zahra begitu bahagia.
Meskipun Reza terkadang menyebalkan, memiliki sifat dingin, posesif dan gampang emosi, sebenarnya hati pria itu lembut seperti sutra. Dibalik semua sikap menyebalkannya tersebut, Reza sangat menyayangi Zahra sepenuh hati. Hanya Zahra gadis satu satunya yang membuat Reza sebegitu cintanya.
"Aku anterin ke kelas yah?" tawar Reza.
"Kenapa? Biasanya juga sampe sini doang" tanya Zahra.
"Aku nggak mau kalo istri aku yang paling cantik didempetin sama jin botol" bisik Reza.
Zahra menggelengkan kepalanya pelan dan terkekeh kecil. Dia jelas tau siapa yang Reza maksud dengan jin botol itu. Satu satunya pria yang masih bertahan untuk mendekati Zahra adalah Angga dan Reza menyebut Angga sebagai jin botol.
Tempo hari lalu, Zahra sudah menceritakan kepada Reza tentang Angga yang mengungkapkan perasaannya waktu dikantin. Awalnya, Reza menyangka bahwa Zahra akan menerima Angga dan meninggalkannya. Ternyata tebakannya meleset. Zahra malah menegaskan kepada Angga bahwa dia sudah menjadi istri sah orang lain.
Karena Zahra tak ingin dipoligami, ia juga tidak suka memoligami. Saat bercerita, Zahra sempat ingin mengungkapkan perasaannya kepada Zahra. Tapi dia urungkan kembali niatnya. Waktunya tidak tepat dan Zahra belum siap. Namun Zahra sangat ingin mengungkapkannya sekarang juga. Karena kedatangan Nadine yang membuat resah jiwa dan raganya.
"Haloo kembarannn"
Reza dan Zahra menghentikan langkahnya tepat saat di parkiran sekolah. Mereka membalikkan badan untuk melihat siapa pemilik suara itu. Reza menghembuskan nafasnya kasar dan memutar bola matanya malas. Niatnya pagi ini hanya ingin melihat senyum cantik yang berada diwajah istrinya. Namun waktu singkat mereka direcohkan dengan kedatangan manusia bumi yang tidak diundang.
"Ngapain lo kesini? Lo ngikutin gue?" tanya Reza ketus.
"Kurang kerjaan amat gue sampe ngikutin lo. Gue lagi nganterin pujaan hati gue dongg" jawab Farel bangga sambil merangkul pundak Febby.
Zahra mengernyitkan dahi bingung. Hari ini, salah satu sahabat terpolosnya nampak berbeda. Dia memicingkan mata untuk mencari perbedaan yang ada pada diri Febby. Sesaat kemudian Zahra tersadar. Jika hari biasanya rambut Febby selalu diikat, namun kali ini ia biarkan terurai.
Wajahnya juga sedikit dipoles dengan make up tipis tapi masih terlihat jelas. Penampilan Febby saat ini benar benar berbeda dan sangat cantik. Apalagi dia tidak memakai kacamatanya. Andai saja dari dulu Febby sudah berpenampilan seperti ini. Pasti ia tak akan jadi bahan bully disekolah karena kecupuannya.
"Sayang" panggil Reza sembari menepuk pelan pipi Zahra.
"Ah, iya. Kenapa?" tanya Zahra gelagapan.
"Kamu kenapa? Ngeliatin Febby sampe segitunya" tanya Reza.
"Zahra" panggil Febby disertai senyumannya.
Masih dengan wajah kagetnya, Zahra maju dua langkah mendekat ke arah Febby dan memegang kedua bahu gadis itu.
"Omaygat, Febby. Ini beneran lo?" tanya Zahra masih berusaha santai.
"I.. iya. Ini gue. Kk...kenapa? Ggg.. G.. gue j... jj... jelek ya?" tanya Febby gugup.
Zahra menggelengkan kepalanya pelan dan bersiap untuk berteriak, "Lo tau nggak?"
"Apa?" tanya Febby pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-ZAHRA : After Married
Teen Fiction"DASAR DOKTER GILA. NGGAK WARAS. JANGAN SAMPEK GUE KETEMU LAGI SAMA LO" Namanya Zahra, Halwatuzahra Iva Kayla. Seorang gadis bar bar serta troublemaker. Memiliki sifat polos yang tiba tiba harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Ia telah...