Give time

2.5K 422 58
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aboji tidak mengetahui jika kau memiliki seorang kekasih yang sangat cantik"

Rose dan jennie tersentak bersamaan. Rose berbalik menatap kyungsoo yang sedang duduk dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kirinya menatap rose dengan tersenyum miring

Jennie menunduk melihat  tangan kanannya yang di pegang erat rose bahkan rose menggeser dirinya hingga tepat di belakang punggung gadis itu

"Apa yang anda lakukan disini, aboji?" Tanya rose dengan tatapan tajam

Kyungsoo mendengus remeh dan berdiri dari duduknya, "abojinya hanya sekedar lewat disini dan tak sengaja melihat anak aboji yang sedang berpelukan dengan kekasihnya"jawab kyungsoo lalu melirik jennie yang sendari tadi hanya mendengarkan ia dan rose

"Sepertinya dia orang korea ya? Siapa namamu?"

"A-aku-"

"Aboji tidak perlu ikut campur dengan urusan saya"sergah rose lalu melirik jennie sekilas

Jennie hanya menunduk, mengerti jika ia tidak di perbolehkan bicara sama sekali oleh rose sekarang

"Kau anakku dan aku abojimu. Aku berhak mengetahui semua tentangmu, rose"

Rose tertawa sinis, "tapi sekarang saya bisa mengurus diri saya sendiri. Anda tidak perlu menganggap anda adalah aboji saya"

Kyungsoo menghela nafas samar dan berjalan mendekati rose

Rose menarik jennie lebih ke belakang punggungnya

Jennie bertambah menunduk, ia mencengkram erat mantel putih rose

"Atas hak apa kau berbicara seperti itu?"Tanya kyungsoo tampak raut wajahnya yang biasa saja tapi wajah pria itu sangat merah karena marah

"Atas hak sebagai anak dan atas hak mewakili eomma!" Jawab rose

Plak!

Jennie memejamkan matanya erat saat wajah rose berpaling karena di tampar keras oleh sang ayah

"R-rosie" lirih jennie

Rose sedikit meringis lalu melirik jennie sebentar, memberi senyum kecil dan kembali menatap sang ayah dengan datar

"Berani beraninya kau berkata-"

"Jika eomma masih ada, eomma juga akan berkata sepertiku aboji"bentak rose membuat jennie tersentak

Jennie menggenggam erat tangan rose membuat rose menoleh

Mata jennie berkaca kaca, gadis berpipi mandu itu menggeleng pelan pada rose

Rose menghela nafas kasar dan menatap sang aboji yang terdiam menatapnya

"Tolong jangan ganggu hidupku lagi, aboji". Aku bisa mengurus diriku-"

"Kenapa kau tidak ingin kembali, rose-ah?"

Rose terteguh saat mata sang ayah menatapnya dengan sendu

Rose membasahi bibirnya dan menghela nafas samar, "aku tidak menyukai kehadiran orang ketiga, aboji"jawab rose lalu menarik jennie meninggalkan kyungsoo yang masih setia berdiri kaku

Kyungsoo menengadahkan kepalanya menahan air matanya yang ingin keluar

Kyungsoo sangat mencintai dara. Ibu kandung rose, sang mendiang istri pertama

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang