First

3K 432 54
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie mengepalkan kedua tangannya yang telah berkeringat dingin dengan erat

Ia menunduk memutuskan kontak matanya dengan rose

"Aku di hadapanmu, jennie. Kenapa kau menunduk?"

Jennie berdecak samar mendengar nada suara rose yang keterlaluan sangat serius

Apa rose tak bisa mengerti bahwa dirinya sekarang tengah gugup

"Jika kau tak mau menatapku, aku akan pulang"

Jennie dengan cepat menegakkan kepalanya kembali. Mengabaikan rasa gugupnya dan menatap dalam mata rose

"Jennie-ah" panggil rose dengan lirih

Oh damn it! Nada suara itu...

Nada suara yang sama dengan tempo hari lalu

Nada suara yang di keluarkan rose untuk menolak dirinya dan sekarang jennie kembali mendengarnya

Ya, jennie. Tidak apa apa. Seperti kata jiso, kau bisa. Kau kuat

Tapi pada kenyataannya jennie tak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar

"Aku-"

"Rosie"

Mendadak jennie memotong ucapan rose. Rose terdiam saat mendengar suara parau jennie

"Aku sudah tau jawabannya. Tidak apa apa, aku tidak akan memaksamu lagi" ucap jennie lalu ia menghembuskan nafas kasar

"Tetaplah hidup dengan baik, jangan lupa makan vitamin agar kau tidak kelelahan dan juga jangan membenci irene eonnie, dia sangat baik padamu. Walaupun dia sering menyakitimu tapi...ada sebuah alasan yang tersembunyi" Dengan satu tarikan nafas tadi jennie berbicara lalu ia kembali menarik nafas kembali dalam dalam lalu menghembuskannya

"Aku..." Jennie menggigit bibir bawahnya saat isaknya ingin keluar

"Aku...aku benar benar mencintaimu"setelah kembali mengungkapkan rasa cintanya dengan 3 kata yang memiliki arti yang mendalam untuk jennie

Gadis itu kembali menangis. Menunduk, tak memperdulikan orang orang yang telah menatapnya heran karena isakan tangisnya yang cukup kuat

Hinga beberapa saat kemudian, jennie seperti tertarik. Merasa kepalanya terbentur lembut bahu milik rose

Sebuah usapan lembut di belakang kepalanya dan tepukan tepukan kecil di punggungnya

"Uljima~" lembut rose bersuara. Ia tersenyum kecil dan merengkuh lebih erat tubuh jennie yang mungil itu

"Mianeh~"

Tangan jennie dengan cepat memeluk erat pinggang rose. Tangisannya tambah mengeras tapi terpendam karena rengkuhan dari rose

"Maafkan aku sungguh" Ucap rose dengan senyum tipisnya

"Maafkan aku yang egois, maafkan aku yang munafik, maafkan aku yang tidak peka, maafkan aku yang bodoh. Maafkan aku, jennie. Maafkan aku"

Tangisan jennie perlahan terhenti mendengar kalimat kalimat yang berulang kali di keluakan dari mulut gadis jangkung itu

Perlahan jennie memberi jarak pada rose, menatap wajahnya

Rose terkekeh lalu kedua ibu jarinya menghapus jejak air mata di pipi jennie lalu meangkup kedua pipi gembul itu

"Rosie-"

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang