A smile

2.2K 341 15
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hei! Roseanne." Rose mendongak menatap bingung lisa yang berada di hadapannya.

"Apa?" Tanya rose karena melihat tatapan lisa yang tak biasa.

"Aku merindukan jisoo."

Pletak!

"Akh! Ya!!" Lisa mengelus jidat berharganya yang baru saja di jitak oleh rose.

"Tidak usah berlebihan, kau baru berpisah dengannya sehari." Ucap rose memasukkan makanan ke dalam mulutnya kembali.

Lisa hanya memayunkan bibirnya cemberut dan menyandarkan punggungnya pada punggung kursi yang ia duduki.

"Cah~ jus mangga dan susu coklat dingin."

Rose tersenyum tipis melihat seulgi yang menaruh pesanannya dan pesanan lisa.

"Aku senang kalian memilih makan siang disini." Ujar seulgi menduduki dirinya di samping lisa lalu menatap gadis itu yang masih cemberut tak jelas.

"Mwoya? Ada apa dengan wajah jelekmu itu?"

Lisa langsung mendelik kesal pada seulgi lalu memukul kuat lengan seulgi.

Seulgi terkekeh sembari meringis karena pukulan dari lisa cukup sakit, "aku serius, ada apa denganmu?"

"Aku merindukan jisoo, saat aku menelponnya ia tak mengangkatnya."keluh lisa merasa sedih.

Rose hanya mendengus tak percaya dan menggeleng gelengkan kepalanya.

Seulgi bergantian menatap rose dan lisa lalu tertawa ringan, "hei, rosie. Kau juga merindukan jennie. Jangan mencoba mengelak."

"Aku tak mengelak."

"Kau gengsi!" timpal lisa tiba tiba.

Rose hanya mengangkat kedua bahunya acuh dan melanjutkan makan siangnya.

"Oh ya, apa berita bagus yang di berikan oleh seungHon kemarin?" Tanya seulgi karena hanya rose yang menemui seungHon kemarin.

Rose mengunyah makanannya sembari berfikir, menaruh sendok makanannya dan menatap seulgi, "menurutku bukan berita bagus."Ucapnya.

"Lalu?"

"Aku rasa ini sebuah rencana yang cukup bagus." Tukas rose dengan tersenyum sedikit miring mengundang kebingungan antara seulgi dan lisa.

Mereka saling berpandangan dan berbicara lewat mata, bertanya tanya apa maksud dari senyum rose. Tapi mau bagaimanapun mereka tetap tak akan tahu jika tak bertanya langsung pada sang pemilik senyum miring tadi.

"Aku butuh bantuan kalian." Seru rose membuat pandangan lisa dan seulgi kembali menoleh padanya.

"Apa?" Tanya lisa perwakilan.

"Sebuah kejutan yang tak akan di lupakan olehnya."

~~~~

"Hi miyeon."

Miyeon terlonjak, ia memutar kursinya menatap jennie yang masuk ke ruangannya dengan menampilkan senyum lembut padanya.

"J-jennie? Kau sudah pulang? Bagaimana dengan rose?" Tanya miyeon membuat jennie terkekeh,

"Hei bertanyalah satu satu dan juga kau harusnya senang saat aku pulang." Ucap jennie dan miyeon hanya terdiam bingung lalu tak lama gadis itu mendengus pelan.

"Nah~ terserahmu, kim jennie. Tapi aku serius kenapa kau pulang?"tanya miyeon kembali.

Jennie menghela nafas dengan tersenyum kecil. Ia menduduki dirinya di hadapan meja kerja miyeon, "ayah dan ibu yang memintaku pulang. keadaan rose sudah sangat membaik dan aku juga berharap ia akan selalu baik baik saja." jawab jennie sedikit ragu.

Miyeon hanya bisa menatap jennie yang kini termenung dengan isi kepala random. Ia tau kalau jennie sama sekali tidak ada rasa pasrah ingin meninggalkan rose.

Gadis itu khawatir jika kekasihnya itu kenapa kenapa,lagi.

"Kau sudah menelponnya?"

"Sudah baru saja tadi."

Miyeon mengangguk mengerti lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri jennie, "kalau begitu kita mulai bekerja, nona kim. Klien sudah menunggu"ujar miyeon dan jennie hanya mengerucutkan bibirnya cemberut,

"Oh tidak tidak. Kau tidak bisa mengeluh karena meninggalkan pekerjaanmu selama pergi ke melbourne, nona kim."

"Okay okay! Aku mengerti" Sarkas jennie berdiri dari duduknya dengan wajah kesal.

Miyeon hanya menyeringai meledek lalu meninggalkan jennie.

Jennie menatap kesal miyeon dan mengikuti sahabatnya itu menemui seorang klien.

"Oh ya miyeon, bagaimana dengan yeoja bernama yeh shuhua itu? Kau suda berpacaran dengannya?"

"Ya, Kim jennie!"

Jennie mengerjap dengan ekspresi bingung melihat pipi miyeon yang memerah,

"Aku bertanya, apa salahnya?"

"L-lupakan saja" tukas miyeon meninggalkan jennie.

Jennie masih mempertahankan diam bingungnya sampai pada akhirnya ia sadar,

Seorang cho miyeon tidak singel lagi.

"Ya!! Kau harus mentraktirku makan siang, eoh!"teriak jennie menyusul miyeon yang telah menggerut kesal padanya.

~~~





Too uri anak paud, keep strong! Kami mendukungmu🙂


Huhu maap pendek, aku ngantuk jadi mau tidur dulu. By by(・∀・)

💛💜🖤💚💙❤🧡

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang