Apply

2.1K 336 71
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Makan malam dengan sang kakek berjalan dengan lancar.

Rose tak menyangka makan malam mereka akan semeyenangkan dan sehangat ini.

Kakaknya yang mulai akur dengan sang kakek dan sang kakek yang menerima keberadaan jennie dengan baik.

Jennie juga tak canggung lagi seperti tadi sama hal dengan seulgi.

"Sekarang kita akan kemana?" Tanya jennie saat mereka telah keluar dari mansion kakek jungwoo.

Hari sudah cukup larut, rose sebenarnya memberi pilihan pada jennie agar mereka pulang atau pergi ke suatu tempat.

Dan jennie lebih memilih pergi ke suatu tempat yang hanya di ketahui rose.

"Aku sudah mengirim pesan pada jisoo eonnie agar dia tak khawatir." Tukas rose menatap ruang obrolannya dengan jisoo di ponselnya lalu menaruh kembali ponselnya di saku coatnya.

Rose beralih menatap jennie dan tersenyum. Mengambil alih tangan jennie untuk ia genggam.

"Sedikit jauh, kita berjalan tidak apa apakan?" Tanya rose dan jennie mengangguk.

Mereka berjalan bersama sembari melempar canda dan tertawa.

Ini yang di dambakan Jennie sejak dulu bersama rose

Berjalan berdua dan saling bertukar cerita.

"Jennie?"

"Ya?"

"Jika kita bersama, apa kau mau ikut denganku?"

Jennie menoleh pada rose yang menatapnya dengan tatapan yang lembut dan menenangkan,

"Kemana?"

"Melbourne."

Sejenak jennie terdiam lalu tak lama ia mengulas senyum dan mengangguk,

"Tentu tapi boleh aku tau apa alasannya?"

Rose menghela nafas pelan dan mendongak menatap langit yang di penuhi bintang

"Aku tak bisa meninggalkan eomma di sana sendirian." Ungkap rose tersenyum kecil menatap langit.

Sampai ia merasakan sebuah tangan berada di pipinya. Ia beralih melihat jennie yang mengelus kedua pipinya dengan lembut,

"Aku disini," ucap jennie dan rose mengangguk.

"Aku tau dan aku harap kau tak akan pernah pergi dariku," ucap rose lalu mencium kening jennie dengan lembut dan jennie langsung memejamkan matanya sebentar.

"Ayo!"

Jennie tersentak dan berlari kecil mengikuti rose yang menariknya.

"Apa perlu berlari?"

"Kau tau sekarang musim dingin, tidak baik di luar lama lama."

Jennie sejenak berfikir, benar juga. Nanti dia dan rose bisa saja terkena flu.

"Arrasseo, ayo cepat!"

Rose mendengus tawa lalu berlari bersama jennie ke tempat yang ingin mereka tuju.

~~~~

Jennie mengatur nafas sejenak sambil menatap bingung di depannya sekarang.

Sebuah tenda yang di hiasi dengan lampu kelap kelip dan didepannya meja kecil berisi 2 buah mangkuk ramen.

"Aku menyiapkannya tepat saat pesta perusahaan kakek,"

Jennie kini beralih menatap rose yang menatap sedih pada tenda dan yang ia siapkan lainnya.

"Tapi karena kecelakaanku, ramen itu pasti telah basi."timpal rose menatap jennie.

"Padahal aku ingin membawamu ke sini setelah acara selesai."

"Dan menginap di tenda itu?" Tambah jennie dan rose mengangguk.

Jennie tanpa sadar tertawa ringan lalu berjinjit mengusak pelan rambut pirang rose.

"Ayo~"

Jennie menarik tangan rose memasuki tenda dan menduduki dirinya dan rose di dalam sana.

"Begini saja tidak apa apa." Ujar jennie tersenyum ia bergerak menutup pintu tenda.

"Tidak ada yang seru jika begini saja?" Gerutu rose cemberut.

"Seru?" Jennie menaruh jari telunjuknya di dagunya, berpose berfikir.

Rose hanya menatap serius jennie. Menunggu ide dari gadis itu tapi nyatanya bukan ide jennie yang ia dapat tapi ciuman mendadak yang di layangkan jennie pada bibirnya.

Rose menahan tubuhnya untuk tidak berbaring dan membalas pelan ciuman dari jennie.

Cup

Rose langsung menarik nafas cukup panjang saat pasokan oksigen mengurang.

"Kau tau, kita juga akan berakhir seperti ini ujungnya."

Rose berkedip beberapa kali dan mendengus tawa dengan kepala yang menggeleng pelan.

Ada benarnya juga. Jika rencana kemarin terjadi mungkin mereka makan ramen lalu berakhir di dalam tenda.

"Jennie."

"Hm?"

Rose menelan Salivanya pelan dan mendekat pada jennie. Menyatukan kedua kening mereka.

"Bisa aku ulang apa yang ku bilang, kau mau bersamakukan?"tanya rose dan lantas di angguk jennie.

"Ayo hidup bersama dari sekarang hingga menua. Menyelesaikan semua masalah bersama sama yang menghampiri kita nantinya dan berbagi cerita, kesedihan, kebahagiaan tanpa ada yang harus di sembunyikan lagi." Ungkap rose dengan pelan mampu menyentuh hati kecil jennie.

Tanpa sadar setetes air mata mengalir di pipi jennie dengan tawa lirih jennie mengangguk dengan yakin,

"Tentu, ayo kita lakukan bersama sama."jawab jennie berakhir dengan ciuman lembut dari bibir roseanne park.

Malam itu, di dalam tenda. Tidak ada menggunakan bunga, cincin, ataupun yang lainnya. Hanya sebuah ketulusan dan keyakinan Rose melamar jennie, memintanya untuk hidup bersama selamanya hingga hanya akan di pisahkan oleh maut.


~~~


There is one more part left
(・∀・)
No epilogue? No? Or yes? No? Okay
◉‿◉

🖤♥️❤️🧡💛💚💙💜

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang